Profil Diri

Foto saya
mengenai diri saya, saya lahir di Jakarta,9 Mei 1989.Saya anak ketiga dari tiga bersaudara.Pengalaman pendidikan saya :TK Assifa,SD Kebon Pala 01,SMP 80Jakarta,SMA 42 Jakarta jurusan IPS sewaktu saya masih sekolah saya slalu mendapat peringkat tiga besar dan pada saat ini saya kul di UNJ jurusan ekonomi.Harapan atau cita2 saya mengambil jurusan ekonomi agar saya menjadi ahli ekonom dan dapat menjadi pengusaha ataupun Wiraswasta.visi hidup saya dapat membahagiakan orang tua dan misi hidup saya hari ini harus lebih baik dari hari kemarin.Sekilas mengenai profil diri saya.

Kamis, 28 Mei 2009

Serba-serbi Bijak Mendidik dan Membesarkan Anak Usia Pra-Sekolah

Dari Lingkungan Hidupnya Anak Belajar
Menurut Lipsitt (1969) dalam tulisannya yang berjudul Learning Capacities in the Human Infant, manusia yang baru lahir merupakan organisme dengan kemampuan belajar efisien.Sedangkan,menurut Glenn Doman,penulis The Gentle Revolution Series bahwa semua anak dilahirkan dengan tingkat kecerdasan yang sama.Denikian juga dengan pendidikan anak usia pra-sekolah.Banyak hal yang bisa dan harus dipelajari oleh seorang anak pada usia pra-sekolah.
Tapi sayang, banyak orang tua yang tidak menyadari betapa pentingnya pendidikan usia pra-sekolah.Mereka menganggap pendidikan dimulai saat anak memasuki usia sekolah.Usia pra-sekolah dimulai sejak anak lahir sampai dengan ia mulai menginjakkan kakinya pada suatu lembaga pendidikan resmi tertentu,baik yang berupa kelompok bermain (play group) maupun taman kanak-kanak.Demikian pula halnya dengan sikap dan pola asuh orang tua dalam membesarkan anak. Banyak kesalahab yang telah dilakukan namun sayang sekali orang tua yang mau mengakuinya dan berniat untuk mengubahnya.
Walaupun tampaknya kesalahan itu hanya sepele namun tak jarang akan menentukan perilaku dan masa depan anak kelak.Harap diingat, dari lingkungan hidupnyalah anak-anak belajar.Pendidikan dan pola asuh orang tua pada 3 tahun pertama kehidupan anak,akan sangat berpengaruh pada 20-25 tahun yang akan datang bagi kehidupan anak.Pendidikan dan pola asuh pra-sekolah yang baik akan menghantarkan anak menuju masa depan yang lebih baik.Untuk itu orang tua harus belajar bagaimana memberikan pendidikan dan pola asuh yang tepat bagi anak usia pra-sekolah.

Masa Kehamilan yang Menakjubkan
Anak yang terlahir dari pasangan yang benar-benar memiliki kesiapan mental yang baik untuk menjadi orang tua tentulah memiliki kesempatan yang lebih baik dalam menyongsong hari depannya.Demikian pula sebaliknya.Oleh karena itu persiapkanlah mental anda untuk menjadi orang tua sebelum kehadiran sang buah hati.Dengan membaca dan memahaminya,yakinlah,Anda pasti dapat mengubah segala perilaku yang sudah baik selama masa kehamilan yang sangat mengagumkan itu.

Kedewasaan Suami Istri
Dewasa tidak bisa disamakan dengan tua, karena menjadi tua itu merupakan pilihan.Bnayak orang yang belum dewasa walaupun umurnya sudah tua.Dewasa disini lebih kepada tingkah laku dan pemikirannya dalam menghadapi masalah yang dijumpai dalam mengarungi kehidupan ini.Tanpa adanya kedewasaan sikap, masalah-masalah yang timbul setelah memiliki anak tentu saja tidak akan terselesaikan dengan baik.Banyak masalah baru yang akan timbul dengan bakal hadirnya seorang anak.Mulai dari kondisi istri yang sudah barang tentu tidak akan sekuat sebelum hamil dalam mengerjakan semua urusan rumah tangga, sampai dengan urusan pemberian nama calon anak.
Masalah-masalah yang timbul tersebut tentu saja sangat merepotkan bagi pasangan yang belum dewasa.Seharusnya bila seseorang sudah berani berumah tangga,berarti ia juga harus berani menerima resikonya.Salah satu resiko yang harus diterimanya adalah hadirnya seorang anak.Bila tidak ingin mendapatkan masalah dengan hadirnya seorang anak,ya jangan hamil dong.Kalau nggak mau hamil ya jangan menikah dong.Kalau tidak mau menikah ya jangan pacaran dong.Bila anda berani pacaran, berarti anda siap untuk menuju jenjang yang lebih tinggi yaitu sebuah pernikahan.Dari pernikahan tersebut sudah barang tentu akan menghasilkan keturunan.Saling pengertian dan kasih sayang adalah kunci dari timbulnya permasalahan.Sang suami pengertian akan kondisi istrinya yang tengah berbadan dua dan juga mencurahkan segala kasih sayang dan perhatiannya pada istri.
Demikian juga pada sang istri.Hilangkan perasaan ingin ”membalas dendam” kepada suami dan besabarlah dengan kehamilannya.Dan masih banyak lagi peristiwa-peristiwa yang sebenarnya sepele tapi menjadi heboh karena tidak adanya kedewasaan dari kedua belah pihak.Bila anda sudah memutuskan untuk menikah berarti anda juga harus menjadi seorang pribadi yang dewasa.Tidak sulit untuk menjadi seorang yang berkepribadian dewasa.Semua orang pasti bisa, asal ia mau belajar dan berusaha sekuat tenaga.Ingat menjadi dewasa itu merupakan pilihan yang harus anda pilih bila ingin memiliki sebuah keluarga yang harmonis.

Rajin Kontrol Ke Dokter
Pemeriksaan kesehatan serta berkala sangat diperlukan bagi seorang ibu yang tengah hamil.Setiap perkembangan yang terjadi pada janin,seyogyanya di pantau minimal sebulan sekali.Jangan karena merasa kondisi kehamilannya aman-aman saja, orang tua yang akan memiliki anak menjadi lalai.Lebih baik anda tahu setiap perkembangan janin anda daripada nanti terlambat mengetahui kelainan yang diderita olehnya.Jadikanlah dokter, bidan ataupun tenaga medis tersebut sebagai penasihat kesehatan anda selama hamil.
Artinya jangan sering berganti-ganti dokter,bidan ataupun tenaga medis.Karena bila anda sering bertukar-tukar tempat kontrol,maka sang dokter, bidan ataupun tenaga medis yang barutentu harus mempelajari dulu kondisi kandungan anda.Dengan rajin kontrol, berarti anda secara tidak langsung mengajarkan kepada anak yang sedang dikandung untuk hidup sehat dan disiplin.Selain itu kontrol ke dokter, bidan ataupun tenaga medis juga bertujuan untuk mempersiapkan mental calon ibu dalam menghadapi proses persalinan.

Gemar Melakukan Kebiasaan Buruk
Merokok,minum-minumankeras atau mengkonsumsi narkoba merupakan kebiasaan buruk yang tidak boleh dilakukan oleh seorang wanita yang sedang hamil.Sudah banyak penelitian yang membuktikan efek negatif ketiga kegiatan tersebut diatas terhadap perkembangan kesehatan janin yang sedang dikandung.Bahkan minum jamu yang belum jelas kandungannya pun juga tidak dianjurkan selama proses kehamilan.Bila proses kehamilan terganggu,berarti perkembangan janin juga ikut terganggu,khususnya perkembangan kecerdasan otaknya.Bagi anda yang gemar melakukan kebiasaan-kebiasaan seperti diatas itu, mulai saat ini berhentilah.Tidak ada keuntungannya melakukan semua hal itu.
Malah banyak sisi negatif yang akan anda peroleh.Bisa jadi anak yang tengah anda kandung ini akan lahir dalam kondisi yang kurang sempurna,memiliki cedera otak (brain injure) misalnya.Walaupun tidak selamanya cedera otak selalu disebabkan oleh perilaku buruk orang tuanya selama proses kehamilan.Bila anda ingin memiliki anak yang gemar bangun pagi maka saat kehamilan pun anda harus gemar bangun pagi.Yakinlah, semua perilaku kondisi kejiwaan anda sangat berperan dalam pembentukan jiwa dan kepribadian anak yang sedang anda kandung.Memang ada juga beberapa pantangan yang lebih bersifat takhayul.Tapi itu semua sebenarnya bertujuan sangat baik, yaitu agar seorang ibu yang sedang mengandung menjaga perilakunya.Karena semua perilaku ini nanti akan ditiru oleh anak yang sedang dikandungnya.

Membiasakan Hidup Sehat
Hidup sehat merupakan suatu keharusan terlebih bagi ibu hamil.Makan-makanan brgizi dan menjalankan pola hidup sehat mutlak harus dilakukan.Akan tetapi setelah adanya seorang calon anak dalam perut ibunya, maka mau tidak mau harus memperhatikan kandungan gizi makanan yang anda makan.Saat hamil seorang ibu hendaknya mengkonsumsi makanan lebih banyak daripada sebelum hamil.Mengapa ibu hamil perlu lebih banyak makanandaripada porsi normal ?
Karena makanan itu dipergunakan untuk :
1. Pertumbuhan janin dalam kandungan
2. Mempertahankan kesehatan dan kekuatan badan bagi sang ibu sendiri
3. Supaya luka-luka persalinan lekas sembuh dalam masa nifas
4. Menumpuk cadangan untuk masa laktasi (menyusui)
5. Mebiasakan janin mudah makan setelah lahir.
Ternyata jumlah makanan yang dibutuhkan oleh ibu hamil dapat dibedakan berdasarkan usia kehamilan,yaitu :
• Trimester I
Umumnya pada usia kehamilan 1-3 bulan,seorang ibu akan mengalami penurunan berat badan.Hal ini wajar terjadi karena makanan sulit masuk akibat rasa mual dan pusing yang dideritanya.
• Trimester II
Pada masa ini,gangguan mual dan muntah sudah hampirtidak pernah terjadi lagi.Makanlah sebanyak 3 X sehari dengan porsi yang sedikit agar lebih banyak daripada porsi normal ditambah dengan 1 X makanan selingan.Lauk pauk yang berasal dari hewani seperti telur,ikan,daging,teri ataupun hati sangat baik dan bermanfaat untuk menghindari kekurangan darah bagi ibu hamil.

• Terimester III
Jumlah makanan harus disesuaikan dengan kondisi dan keadaan ibuhamil.Selain makan-makanan bergizi, seorang ibu hamil juga diharapkan aktif berolah raga.Bukannya olahraga untuk tujuan prestasi tentunya.Sangat disarankan agar ibu hamil tetap melakukan aktifitas sehari-hari dengan menyesuaikan kondisi dan keadaan kekuatan badan.Selain untuk tetap menjaga kondisi tubuh,juga sebagai persiapan menjelang proses persalinan.Menjelang persalinan sangat disarankan agar ibu hamil sering berjalan-jalan.Hal ini dimaksudkan agar sang jabang bayimudah keluar.Dengan kondisi kesehatan ibu hamil yang terjaga selama kehamilan,maka anak yang dikandungnya pun pastilah akan memiliki tingkat intelegensia yang tinggiserta memiliki jiwa yang sehat pula.

Depresi Ibu Berakibat Buruk Pada Janin
Memiliki anak yang sehat, cerdas dan ceria tentulah menjadi idaman setiap orang tua.Ternyata, kondisi anak agar memiliki tubuh yang sehat, cerdas dan ceria tersebut sangat dipengaruhi oleh emosional ibu selama masa kehamilannya.Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan selama 20 tahunoleh Tiffani Field,Ph.D dari Universitas of Miami Medical School, anak yang dilahirkan oleh ibu yang mengalami depresi berat selama kehamilan akan memiliki kadar hormon stres tinggi,aktivitas otak yang peka terhadap depresi, menunjukkan sedikit ekspresi, dan mengalami gejala depresi lain, seperti sulit makan dan tidur.

Banyak faktor yang dapat menyebabkan seorang ibu hamil mengalami depresi,antara lain :
 Adanya perubahan hormon dalam tubuh yang mempengaruhi mood ibu secara keseluruhan sehingga mudah merasa kesal,jengkel ataupun sedih.
 Keadaan fisik yang berubah saat hamil.
 Adanya masalah-masalah pada kandungan, seperti kandungan lemahdan sering muntah pada awal masa kehamilan.
Untuk ibu dan anak yang mengalami depresi haruslah segera mendapatkan pertolongan dari para profesional.Segeralah berkonsultasi dengan dokter ataupun psikiater/psikolog.Semakin cepat pertolongan diberikan akan semakin besar kemungkinan anak untuk tumbuh secara normal.
Tapi ingat, upaya penyembuhan ini harus dilakukan terhadap ibu dan bayinya.Jangan hanya bayi yang diterapi, sementara ibu dibiarkan semakin terpuruk dalam kedepresiannya.Demikian pula sebaliknya.Ibu dan bayi harus bekerja sama untuk mengatasi depresinya.Ayah juga harus berperan aktif dalam membantu penyembuhan orang-orang terdekat ini.

Jarak Kehamilan yang Terlalu Dekat
Menjaga jarak kehamilan mutlak harus dilakukan.Walaupun ada pendapat banyak anak banyak rejeki, Anda tetap harus memperhatikan jarak kehamilan agar memperoleh anak-anak yang berkualitas.Apabila usia anak masih terlalu kecil dan sudahharus memiliki adik lagi maka ada beberapa kekurangan yang akan diterimanya, baik bagi sang kakak yang masih kecil ataupun bagi sang adik yang akan lahir.Kekurangan kasih sayang dan perhatian jelas akan terjadi.Sang kakak masih belum puas memperoleh limpahan kasih sayang dari orang tuanya sudah harus berbagi kepada adiknya.
Akibatnya terjadi kecemburuan antara mereka berdua.Mereka akan sama-sama merasakan adanya persaingan dalam memperoleh kasih sayang dan perhatian orang tuanya.Dalam segala halmereka akan bersaing, terutama dalam hal perhatian kedua orang tuanya.Tak jarang anak akan bersikap lebih nakal agar memperoleh perhatian orang tuanya.Bila anaknya menjadi lebih nakal, orang tua akan menjadi mudah emosi dan marah.Semakin anak itu dikasari maka akan semakin nakal ia, karena mereka merasa berhasil memperoleh perhatian dari orang tuanya.
Jadi lebih baik aturlah jarak kehamilan sesuai dengan kemampuan dan kondisi keluarga anda.Bahkan tidak jarang dewasa ini pasangan yang memutuskan untuk hanya memiliki seorang anak saja.Hal ini ditempuh menurut mereka agar anak memperoleh kasih sayang dan perhatian yang cukup serta pemenuhan kebutuhan hidupnya akan terpenuhi.Ini semua kembali kepada keputusan anda berdua.Yang pasti harus ada jarak yang cukup antara kehamilan pertama dengan kehamilan berikutnya.

Hal Penting Pasca Melahirkan
Segeralah menyusukan bayi pada ibunya sesaat setelah kelahirannya.Bayi-bayi dalam ASI masih terkandung colustrum yang sangat berguna baginya untuk meningkatkan kekebalan tubuhnya secara signifikan karena sekarang ia berada di udara terbuka yang tidak steril.Bagi ibu, isapnya bayi pada puting susu akan merangsang rahim agar berkontraksi sehingga dapat segera mengeluarkan plasenta.
Banyak penelitian telah mebuktikan kehebatan ASI.Cairan kehidupan ini ditengarai memiliki kandungan gizi, nutrisi dan antibodi yang paling lengkap.Salah satu hasil penelitian yang dilakukan di 6 negara berkembang membuktikan, bayi usia 0-2 bulan yang tidak mendapat ASI eksklusif akan lebih rentan terkena infeksi pencernaan hingga 400%.




Memberikan ASI
Sampai dengan saat ini belum ada satu produk susu formula manapun yang dapat menggantikan posisi ASI dalam hal manfaat dan kegunaannya.Kandungan ASI sangat kompleks dan sangat pas untuk kebutuhan bayi.Untuk bayi umur 0-6 bulan misalnya,anda harus membeli susu formula dengan seri 1.Dan bila bayi anda telah berumur lebih dari 6 bulan maka anda harus menggantinya dengan yang seri 2, begitu seterusnya.Dengan rutin memberikan ASI kepada bayi anda, secara tidak langsung anda telah ber-KB secara alami.Banyak cara agar seorang ibu yang sedang dalam masa menyusui dapat terus menyusui bayinya walaupun ia aktif bekerja di luar rumah,salah satunya adalah menyimpan ASI dalam lemari pendingin.Perahlah ASI anda dan letakkan dalam botol yang seteril serta tertutup rapat.Sebaiknya cantumkan jam dan tanggal ASI diperah.
Secara teori,ASI yang berada di suhu ruangan dapat bertahan selama 6-8 jam.aSI yang disimpan dalam termos es dapat bertahan hingga 24 jam.ASI yang simpan dalam lemari pendingin dapat bertahan + 2 minggu. Sedangkan ASI yang di masukkan ke dalam freezer mampu bertahan hingga 3 bulan.Walaupun ASI dapat disimpan untuk jangka waktu yang lama,tapi dianjurkan agar segera dikonsumsi dalam waktu 2 hari atau 28 jam saja.
Kenapa ? sebab apabilaASI disimpan terlalu lama dalam lemari pendingin,kemungkinan ada zat antibodi yang mati akibat udara dingin.Dengan rasa kasih sayang yang penuh seorang ibu akan membelaimesra anaknya.Jiwa anak akan semakin tenang dan ia akan tumbuh menjadi seorang manusia yang penuh dengan rasa kasih dan sayang kepada makhluk hidup lainnya,tentunya.Di dalam ASI banyak sekali terdapat zat antibodi yang sangat dibutuhkan oleh bayi, salah satunya yang paling penting adalah colustrum.
Colustrum adalah zat yang dihasilkan oleh ibu yang akan melahirkan, gunanya adalah meningkatkan kekebalan tubuh pada bayi secara signifikan ketika berada di udara terbuka yang tidak steril.Karena sangat berkhasiatnya colustrum ini maka proses pembuatannya membutuhkan ”bahan baku” yang berasal dari sang ibu.Kalau kelamaan maka dikhawatirkan sang ibu akan berkurang kekebalan tubuhnya.Maha Besar Allah dengan proses kelahiran mahluk hidup,terutama manusia.
Agar ASI lancar,anda harus melakukan beberapa langkah berikut ini mulai saat masa kehamilan :
 Sejak masa kehamilan rajin-rajinlah untuk membersihkan puting susu anda, karena ASI sudah mulai keluar pada masa ini.
 Remas-remaslah payudara anda dan cobalah untuk mengeluarkan ASI sedikit demi sedikit.

Pemberian ASI Eksklusif
Cairan kehidupan ini ditengarai memiliki kandungan gizi, nutrisi dan antibodi yang paling lengkap.Bayi usia 0-2 bulan yang tidak mendapat ASI eksklusif akan lebih rentan terkena infeksi pencernaan hingga 400%.Yang dimaksud dengan ASI eksklusif adalah pemberian ASI selama 6 bulan tanpa dicampur dengan apapun, termasuk air bening, vitamin dan obat.Namun hal ini kecil kemungkinannya terjadi, karena bayi yang mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupannya akan sulit terhinngapi penyakit.Sebab zat antibodi yang terkandung dalam ASI begitu sempurnanya sehingga dapat membentengi bayi dari segala macam penyakit.
Pemberian ASI secara eksklusif akan memberikan sederet manfaat, antara lain :
 Untuk Kesehatan
 Meningkatkan Kecerdasan
 Mempengaruhi Emosi

Saat-saat Menyusui
Saat menyusui, hati dan perasaan anda juga turut larut dalam ASI yang diminum oleh bayi.Menyuseui Bayi adalah suatu perbuatan mulia yang hanya bisa dilakukan oleh para ibu saja.Oleh karena itu saat menyusui tumpahkanlah segala kasih dan sayang yang anda miliki kepada bayinya.Bila sedang dalam keadaan emosi yang tidak stabil, jangan pernah menyusui bayi anda.Memang bayi anda akan merasa kenyang, tapi ada yang kurang darinya, yaitu perasaan ibunya.Karena bayi tidak dapat mengatur kapan ia haus dan lapar, maka ibunyalah yang harus dapatmengendalikan emosinya.
Ada beberapa hal yang menyebabkan kondisi emosional seseorang ibu tidak stabil,khususnya pasca melahirkan, yaitu :
 Tidak siap dengan baby blues syndrome
 Kondisi fisik yang masih lelah sehabis melahirkan.
 Kondisi lingkungan rumah yang kurang kondusif

Baby Blues Syndrome
Baby Blues Syndrome atau depresi melahirkan adalah perasaan stress dan bingung yang dialami oleh seorang ibu baru pasca melahirkan.Baby Blues terjadi karena adanya perubahan fisik yang besar pada ibu yang habis melahirkan.Yang perlu dilakukan oleh seorang ibu yang baru saja melahirkan adalah tenang, kendalikan diri dan katakan pada diri sendiri bahwa perasaan seperti ini bisa terjadi dan akan terasa lebih baik dalam beberapa minggu.Perasaan tidak mampu,bingung dan tidak tahu harus berbuat apa sering dialami oleh ibu baru.
Hal ini dikarenakan sekarang seain mengurus dirinya sendiri,ia juga berkewajiban untuk mengurus dan merawat seorang bayi mungil.Makanya tidak heran bila sang bayi menangis, bisa-bisa sang ibu baru tadi juga ikut-ikutan menangis.
Terdapat beberapa gejala baby blues Syndrome, yaitu :
 Sering menangis tanpa sebab dikarenakan adanya perasaan terlalu sedih dan depresi
 Badan serasa tidak memiliki tenaga
 Perasaan bersalah dan tidak berharga
 Menjadi tidak tertarik pada sang bayi yang baru dilahirkan bahkan bisa sangat membencinya.
 Napsu makan yang belebihan sehingga berat badan meningkat dratis
 Tidak memiliki napsu makan sama sekali sehingga berat ataupun bayinya
 Tidak dapat tidur
 Tidur sangat belebihan
Peran suami sangat penting dalam membantu istri untuk menghadapi dan melewati baby blues Syndrome. Suami harus bisa mengambil alih peran istri dalam merawat bayinya.Oleh karena itu jauh sebelum kehadiran sang bayi sebaiknya para calon orang tua sudah belajar bagaimana cara merawatbayinya kelak,mempersiapkan dirinya untuk menghadapi baby blues Syndrome ataupun persiapan lainnya.
Untuk mengatasi baby blues Syndrome, anda dapat mengikuti beberapa langkah sebagai berikut :
 Luangkanlah waktu sedikit disela-sela merawat bayi untuk menyenangkan diri anda sendiri.
 Lakukan hal-hal kecil yang menjadi kegemaran anda,misal membaca buku, mendengarkan musik atau berbicara dengan teman atau saudara.
 Usahakan anda memiliki waktu istirahat
 Batasi jumlah kunjungan dari teman-teman
 Jika anda merasakan bahwa perasaan anda semakin tak menentu,bingung, dan terasa sulit untuk mengurus diri anda sendiri dan keluarga, segeralah konsultasikan dengan pasangan anda, bila perlu berkonsultasilah dengan dokter agar memperoleh terapi yang tepat sedini mungkin.

Belajar Cara Merawat Bayi
Merawat bayi itu gampang-gampang susah.Dikatakan gampang karena walaupun tingkat pendidikan orang tuanya tidak tinggi, mereka tetap bisa merawat bayi dengan baik.Dikatakan susah karena ternyata tidak semua orang tua mampu merawat bayinya sendiri.Sebenarnya saat merawat bayi itulah kesempatan bagi orangtua untuk lebih dekat dengan bayinya.Anak tentu akan selau teringat akan tatapan mata ayah-ibunya yang lembut dan penuh kasih sayang merasakan kehangatan tangan dan belaian mesra dari orang tuanya,serta mencium wangi tubuh mereka.
Anda diberikan waktu + 9 bulan untuk belajar cara merawat bayi yaitu pada masa kehamilan.Jarang orang tua yang mau memanfaatkan kesempatan yang telah diberikan itu sebaik-baiknya.Mereka selalu berfikir nanti aja belajarnya,toh waktu kelahirannya masih lama.Padahal sehebat apapun seorang pengasuh bayi dalam merawat bayi, masih lebih hebat orang tuanya sendiri dalam hal merawat bayinya sendiri.

Mengganti Popok
Ruam popok adalah gejala yang sering timbul pada bayi yang orang tuanya malas mengganti popok bila bayinya buang air, baik pipis maupun buang air besar.Gejala ruam popok adalah terjadinya perubahan warna kulit sekitar lubang anus menjadi kemerah-merahan.Hal ini akan diikuti oleh menjadi gelisahnya sang bayi.Apabila bagian kulit yang telah terkena ruam popok tersebut disentuh,maka bayi anda pun akan menangis sekeras-kerasnya karena merasa kesakitan yang luar biasa.
Untuk menghindarinya, jangan biasakan bayi anda untuk mempergunakan diapers sepanjang hari.Popok kain lebih bagus, karena apabila bayi anda pipis ataupun buang air besar langsung dapat diketahui dan dapat segera dibersihkan serta diganti.Malas mengganti popok bayi, berarti secara tidak langsung anda telah mengajarkan hidup tidak sehat kepada anak.Malas adalah sebuah perasaan yang harus dilawan dalam segala hal,terlebih dalam hal mengurus anak.


Bangun Pagi Hari
Bangun Pagi sangat banyak manfaatnya.Udara masih bersih dan segar.Dengan menghirup udara yang masih bersih dan segar, pikiran andapun akan terasa tenang dan jiwa menjadi sehat.Terlebih bagi orang tua yang masih memiliki bayi.Bagi mereka yang masih memiliki bayi, segeralah bangun setelah mendengar kokok ayam.Biarkan bayi anda masih terlelap dalam mimpinya dulu.Segeralah anda mandi dan menyiapkan makanan untuk bayi anda,khususnya bagi mereka yang sudah memiliki bayi yang sudah mulai diperkenalkan dengan makanan padat.Setelah anda dalam keadaan bersih dan makanan untuk bayi anda pun telah siap,bangunkanlah bayi anda dengan perlahan-lahan.
Memang ada pendapat yang mengatakan bahwa tidak boleh membangunkan bayi yang sudah tidur, karena pada saat tidur itulah merekamelakukan pertumbuhan.Dengan membiasakan bayi anda bangun pagi,berarti anda telah mengajarkan kepadanya suatu disiplin untuk selalu bangun pagi.Ada sebuah pendapat yang agak menjerumuskan, yaitu banyak orang tua yang membiarkan bayinya bangun siang karena alasan kasihan masih bayi atau masih kecil.Padahal kebiasaan sejak kecil inilah yang akan terus melekat dan dibawanyahingga besar nanti.
Oleh Karena itu tidak jarang terdapat orang tua yang stress dan sering berteriak serta marah-marah kepada anaknya yang malasbangun pagi,sedangkan ia harus segera ke sekolah.Bisa jadi perilaku anak seperti ini diakibatkan oleh perilaku malas orang tuanya untuk bangun pagi.Alasan klasik yang selalu dipergunakan adalah bahwatadi malam bayinya rewel,tidak mau tidur ataupun tidurnya larut malam.Selarut apapun anda tidur,seharusnya bangun pagi mutlak harus dilakukan,terlebih bagi yang masih memiliki anak balita.

Sikap Positif dalam Mendidik dan Membesarkan Anak
Sikap positif dalam mendidik dan membesarkan anak haruslah dimiliki oleh para orang tua.Sebaiknya orang tua berhati-hati bersikap dan bertingkah laku di depan anak.Karena anak memilikisifat meniru yang sangat bagus.Orang tua yang baik bukanlah orangtua yang tidak pernah marah kepada anaknya, tetapi orangtua yang baik adalah orang tua yang mau jujur kepada anaknya.Buatlah komunikasi yang baik dengan anak.Dengarkan pendapat dan keluh kesah anak serta beri tanggapan dengan antuisme tinggi.Karena menurut hasil penelitian banyak pertanyaan yang hanya diajukan sekali seumur hidup oleh seorang anak.Dalam mendidik dan membesarkan anak, anda harus dapat berperan sebagai orang tua,sahabat,kakak atau bahkan seorang adik bagi mereka.

Hindari Berkata JANGAN Atau TIDAK
Memang sangat enak menggunakan kata-kata JANGAN ataupun TIDAK dalam melarang anak untuk melakukan suatu kegiatan yang menurut penilaian orangt ua adalah berbahaya.Anda tidak perlu berfikir terlalu lama dan repot mencari kata-kata yang memiliki arti yang sama dengan melarang anak untuk melakukannya.Tapi sadarlah anda, bahwa sebenarnya dengan sering berkata JANGAN atau TIDAK kepada anak berarti andatelah membatasi kreatifitasnya.anak akan menjadi serba salah dalam melakukan suatu pekerjaan.Padahal anak usia 0-6 tahun adalah individu yang sangat kreatif.Mau ini dilarang,mau itu tidak diperbolehkan.Bisa-bisa anak anda menjadi stress akibatnya.Lebih baik anda mencari kata-kata lain yamg memiliki arti yang sama.

Jujur Kepada Anak
Kejujuran adalah kunci utama keberhasilan hidup.Namun sayang,banyak orang tuayang menginginkan anaknya untuk berkata dan berlaku jujur,tapi dirinya sindiri tidak berkata dan berlaku jujur kepada anaknya.Berusahalah untuk menjadi orang tua yang selau berkata dan berlaku jujur.Jangan pernah berfikir bahwa orang tua yang baik adalah orang tua yang tidak pernah marah kepada anak, karena orang tua yang baik adalah orang tua yang jujur dan mengerti akan kebutuhan anak.

Memanjakan dengan Materi Seperlunya saja
Bagi pasangan bekerja,memanjakan anak dengan materi adalah jalan paling mudah agar anak tidak rewels aat ditinggal bekerja.Semua jenis permainan dan kesenangan akan dibelikan untuk mengganti peran orang tuanya yang selalu sibuk bekerja.Padahal cara itu seperti ini tidaklah baik.Mengapa ? Anak yang sedari kecil sudah terbiasa hidup serbakecukupan dan berlimpahkan harta akan tumbuh menjadi seorang anak yang tangguh dan siap bekerja keras kelak.
Menangis adalah cara yang paling jitu bagi seorang anakdalam memaksakan kehendak terhadap orang tuanya.Biasanya orang tua akan mengambil jalan pintas dengan membelikan apa yang menjadi keinginan anaknya tersebut.Yang penting anaknya berhenti menangis.
Tapi dari sini anak akan belajar bahwa ia bisa memaksakan kemauannya terhadap orang tuanya.Yang harus anda perhatikan selama anak menangis adalah jangan sampai ia melakukan hal-hal yang membahayakan keselamatan dirinya, misalnya membanting sesuatu yang dapat melukai dirinya.Memang emosi orang tua juga harus dijaga.


Semua Bukan Urusan si Inem Semata
Sehebat apapun seorang pembantu dalam mendidik seorang anak,pasti masih kalah hebat dibandingkan orang tuanya sendiri.Inilah yang harus selalu anda ingat.Jangan pernah mempertaruhkan masa depan anak, yang notabene adalah masa depan anda sendiri,ditngan seorang pembantu.

Dengarkan Pendapat Anak
Jangan pernah menganggap remeh kemampuan seorang anak.Walaupun mereka masih kecil tapi banyak juga loh kemampuannya yang terkadang melebihi orang dewasa.Dalam bentuk yang lain, meremehkan anak bia juga lewat pandangan orang tua yang selalu menganggap anaknya masih kecil terus.Anak tidak boleh ikut berbicara dan turut serta dalam mengambil suatu keputusan.Kalimat yang bisa muncul adalah, “Tahu apa kamu.Kamukan masih kecil”.Emang kenapa kalau masih kecil ? Apakah seseorang yang dianggap masih kecil tidak boleh ikut bersuara ? Atau apakah pendapat orang tua selalu benar ?.
Disinilah letak kesalahannya.Orang tua selalu merasa dirinya sebagai yang paling benar.Dia adalah sumber dari segala kebenaran yang ada.Padahal tidak demikian seharusnya.Walaupun dianggap masih kecil bisa jadi pendapat lebih bagus daripada yang sudah dewasa.Mulai saat ini, hargailah pendapat dan sikap anak.Beri dia kebebasan mengespresikan keinginannya.Jangan pernah pupus harapan dan cita-citanya.

Biarkan Anak Berkreasi
Seorang anak pasti memiliki jiwa yang sangat kreatif, inovatif dan memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi.Mereka selalu ingin mencoba sesuatu yang baru dan selalu merasa penasaran terhadap hal-hal yang baru.Apa saja yang mereka miliki selalu ingin diotak-atik sesuai dengan imajinasi mereka.
Janganlah anda membatasi kreatifitas anak dalam mengeksplorasi sesuatu dengan menerapkan aturan-aturan yang sangat ketat.Apabla dari kreativitas anak dalam mengeksplorasi sesuatu itu mengakibatkan rumah menjadi berantakan, kotor dan seperti kapal pecah, itu adalah hal yang wajar bila anda memiliki anakTapi hasil yang jauh lebih besar akan anda peroleh dari kegiatan kreatifitas anak.Meminjam istilah sebuah produk sabun, berani kotor itu baik.

Menjawab setiap pertanyaan
Jawablah semua pertanyaan anak dengan jujur.Jangan pernah memberikan jawaban yang justru menyesatkan.Coba anda pikir,misalnya anak tersebut sudah bersekolah dan kebetulan oleh gurunyaditanyakan bagaimana proses terjadinya hujan.Tentu ia akan dengan lantang bercerita bahwaitu semua adalah ciptahan tuhan.Khan kasihan gurunya, mau disalahkan, jawaban itu juga ada benarnya.Tapi mau dibenarkan juga kok kurang tepat.Jadilah sang guru bingung sendiriPergunakanlah kata-kata ataupun kalimat yang mudah dimengerti oleh anak.Hindari penggunaan kata populer yang hanya dimengerti oleh orang dewasa.
Ada sebuah fakta yang menyatakan bahwa banyak dari pertanyaan anak yang hanya diajukan sekali dalam seumur hidupnya.Artinya ia tidak pernah mengulang pertanyaan yang sama dialin waktu.Nah, bila pertanyaan yang hanya diajukan sekali tersebut tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan, alahkah kasihannya mereka.

Disampingi Anak Saat Menyaksikan Acara Televisi.
Televisi,sekarang sudah bukan merupakan barang mewah lagi.Hampir setiap rumah memilikinya.Bahkan mungkin dalam satu rumah bisa terdapat lebih dari satu televisi.Atau mungkin sekarang tiap kamar ada televisinya.Memang banyak informasi yang dapat diperoleh lewat media elektronik seperti televisi, tapi ternyata di balik itu semua terdapat bahaya besar yang dapat membahayakan masa depan buah hati anda.Tayangan yang menampilkan tindak kekerasan sekarang marak di televisi dan jam tayangannya pun masih relatif sore.Nah bila seorang anak yang masih bocah melihat tayangan tersebut, pikirannya pasti akan terpengauh.Ia jadi mengetahui bagaimana cara menyiksa orang lain.
Oleh karena itu tidak heran bila anak sekarang lebih ”sadis” dan agak sulit diatur.Selain itu kata-kata kasar serta umpatan sering dipelajari anak dari tayangan televisi.Beri penjelasan tentang acara yang sedang ditonton.
Anda Bukan Pelayan Anak
Anak memang merupakan jantung hati.kalau bisa anak jangan sampai hidupnya susah dan menderita.Cukup orang tuanya sajayang mengalaminya.Tapi apakah demikian itu yang dikatakan sebagai orang tua yang baik ?.Tentu saja tidak.Bila orang tua sangat mengikuti segala keinginan anak, maka ia telah mengharapkan anaknya sendiri tersebut ke dalam jurang kehancuran.
Oleh karena itu didiklah anak anda agar menjadi pribadi yang mandiri.Mampu melakukan segala hal untuk kepentingan dirinya sendiri.Sesuai dengan pertambahan usia,berilah porsi tanggung jawab yang lebih besar pula.Misal, ia bertanggung jawab terhadap kebersihan kamarnya.Sediakan alat-alat kebersihan seperti sapu, lap, dan cikrak yang dapat dipergunakan anak untuk membersihkan kamarnya.Begitu seterusnya hingga anak dewasa.Tambahlah porsi tanggung jawab yang harus ia lakukan secara berkala.Semua itu harus dilakukan sejak sedini mungkin.

Selalu Menjaga Keselamatan Anak
Menempatkan anak dalam posisi yang membahayakan keselamatan dirinya secara tidak sadar sering dilakukan oleh para orang tua.Lain lagi tingkah pola orang tua yang sedang menemani anaknya bermain di arena permainan umum.Banyak orang tua yang berusaha memanipulasi tinggi badan anak agar bisa ikut bermain di salah satu arena yang tidak sesuai dengan usia anak itu.
Olehkarena itu, perhatikan setiap sudut arena tempat bermain anak.Adakah benda-benda yang dapat membahayakan keselamatan diri anak.Demikian juga dengan faktor kebersihan dan daya tampungnya.

Waspada Dalam Mengawasi Anak
Mengawasi anak adalah salah satu pekerjaan yang terkadang merepotkan.Terlebih bagi para ibu yang punya hobi ngerumpi.Didalam rumah sekalipun, anak tidak terlepas dari bahaya yang mengancam.


Terdapat sedikitnya 4 ancaman dari dalam rumah, yaitu :
 Daerah sekitar dapur
 Peralatan listrik
 Kamar mandi
 Perabotan rumah tangga

Hindari penggunaan kata-kata kasar
Terkadang,sungguh aneh memang makhluk yang menyandang predikat sebagai orang tua itu.Banyak perilaku yang apabila dilakukan oleh anak pastilah mereka akan marah.Tapi bila mereka yang melakukannya,itu syah-syah saja.Salah satunya adalah gemar menggunakan kata-kata kasar.Disatu sisi,para orang tua menginginkan anaknya tumbuh sebagai anak yang baik,berbudi pekerti luhur dan bertutur kata halus.Disi yang lain hampir setiap hari sumpah serapah meluncur dari bibirnya.
Kalau begini keadaannya bagaimana anak bisa tumbuh menjadi seorang anak yang lebih baik.Sebenarnya kebiasaan mengeluarkan kata-kata kasar itu bisa dikurangi bahkan dihilangkan sama sekali.Yang agak sulit mungkin mengontrol diri saat emosi (marah).Bila sudah marah biasanya kata-kata yang keluar dari mulut sudah sulit dikendalikan.Segala sumpah serapah dan caci maki dengan mudah diucapkan.

Pisahkan Urusan Kantor dan Rumah Tangga
Kesibukan pekerjaan di kantor telah menyita hampir seluruh tenaga dan pikiran anda.Terlebih dikota-kota besar,banyak orang yang terkena workaholic atau gila kerja.Belum lahi pulang ke rumah sambil membawa pekerjaan.Kalau begini keadaannya bagaimana anda bisa berinteraksi dengan si kecil.
Walaupun anda sibuk bekerja,seyogyanya tetap menyisihkan waktu untuk berinteraksi dengan anak.Tinggalkan segala beban pekerjaan kantor di pintu pagar rumah.artinya bila anda sudah masuk rumah, pikiran dan hati anda juga harus berada di rumah.Bukankah masa depan anak lebih penting daripada urusan kantor ?.


Mendidik tanpa Ancaman
Setiap anak merupakan individu yang unik.Bahkan dua orang anak kembar sekalipun,pastilah memiliki perbedaan.Tidak ada dua orang anak yang persis sama,baik secara fisik maupun pisikisnya.Hal ini berarti membutuhkan perilaku yang berbeda dari orang tuanya dalam mendidik masing-masing anak.Mengancam agar anak tidak mengulangi perbuatannya adalah metode yang sangat sering digunakan oleh orang tua dalam mendidik anaknya.Setiap anak melakukan suatu kesalahan, anak langsung dimarahi yang disertai dengan ancaman.
Dengan menggunakan ancaman, anak menjadi tertekan jiwanya.Ia tidak terbiasa ”berdebat”dalam mencari suatu kebenaran, tapi hanya menjalankan perintah-peintah orang tuanya laksana hidup dalam kampmiliter.Hal ini tentu saja sangat merugikan anak.Bila nanti bergaul dengan temannya,maka ia akancenderung menjadi anak yang nakal dimata teman-temannya.Mengapa ? karena merasa tidak adanya pengawasan dari orang tua,sehingga ia dapat bertindak semaunya.

Mengambil Mainan dari Tangan Anak dengan Lembut
Sering kali ada anak yang selalu merebut mainan temannya dengan kasar.Ia dengan seenakknya saja menginginkan mainan yang sedang di pegang oleh temannya.Mungkin saja, disaat ia masih balita atau bahkan bayi mungkin secara tidak sadar anda pernah memperlakukan hal yang sama terhadap dirinya.Biasanya orang tua akan berusaha untuk memprotek anaknya, jangan sampai anak ini sakit,jatuh,terluka atau lainnya.Hanya saja sering proteksi yang dilakukan sangatlah berlebihan sehingga anak jadi tidak bisa bereksperimen untuk memuaskan rasa ingin tahunya.Banyak aturan yang harus dipatuhi salah satunya adalah mengenai benda-benda yang boleh dipegang.
Menurut beberapa ahli kesehatan anak, hobi anak memasukkan segala macam benda yang dipegangnya ke dalam mulut itu ada untungnya juga.Dengan memasukkan benda tersebut,berarti juga memasukkan bibit-bibit penyakit.Nah dengan demikian secara tidak langsung anak sudah mendapatkan antibodi terhadap bibit penyakit tersebut.


Bila Anak Terpaksa Diasuh Oleh Kakek-Neneknya
Untuk menemani kakek dan neneknya adalah alasan utama yang sering dipergunakan oleh orang tua dalam memperkuat argumen untuk menitipkan pengasuh anaknya pada kakek dan neneknya.Disinilah kemudian terdapat kemungkinan munculnya permasalahan.Sudah menjadi rahasia umum bila kasih sayang seorang kakek-nenek kepada cucuknya akan jauh lebih besar dari pada kasih sayangnya pada anak sendiri.Akan muncul beberapa permasalahan bila pengasuh anak untuksementara anda serahkan kepada kakek-nenek selama anda dan pasangan bekerja.Karena sifatnya yang sangat menyayangi cucu-cucunya,terkadang seorang kakek-nenek tidak bisa berlaku tegas dalammenegakkan aturan yang telah disepakati bersama.Mereka cenderung memanjakan dan menjadi pelayan bagi cucu-cucunya.
Oleh karena ituapabila memang terpaksa anda harus menyerahkan pengasuh anak kepada kakek-neneknya sementara anda dan pasangan bekerja,buatlah beberapa kesepakatan dengan mereka.Katakan apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak,bagaimana peraturan yang telah disepakati bersama antara anak dan anda, serta jangan lupamintalahmereka untuk mendukung anda dalam hal penegakkan peraturan tersebut.Mudah-mudahan dengan cara demikian baik kakek maupun nenek dapat memahaminyadan dapat bekerja sama dengananda dalam hal pengasuh anak.

Orang Tua Juga Harus Terus Belajar
Ilmu pengetahuan tentang dunia anak itu berkembangterus.Dan sebagai orang tuasudah sewajarnya bila anda mengikuti perkembangan tersebutbila ingin memberikan yang terbaik buat anak.Tapi hasil penelitian sekarang menyebutkan bahwa mulai usia 3 bulan anak sudah bisa mulai diperkenalkan dengan tulisan.Ini suatu hal yang baru dan apabila anda enggan untuk meng-update ilmu pengetahuan anda tentu akan sangat disayangkan.
Mulai saat ini tanamkanlah dalam diri bahwa anda harus maubelajar, belajar dan belajar lagi untuk mengetahui cara mendidik anak yang benar.Jangan pernah malu mengakui bahwa ilmu anda tentang mendidik anak masih sedikit.Karena ilmu mendidik anak ini memang tidak pernah diajarkan di bangku sekolah.
My First Book
Kado ataupun hadiah berupa buku jauh lebih bemanfaat bagi si kecil.Mungkin harganya tidak terpaut jauh dengan mainan,tapi dari segi manfaat,jelas sangat jauh sekali perbedaannya.Dengan modal buku yang anda berikan,anda dapat memulai suatu kegiatan baru yang sangat menyenangkan, yaitu membaca bersama anak.
Atau anda dapat pula menciptakan sendiri buku bacaan favorit bersama anak.Caranya mudah kok :
 Persiapkan + duapuluh kertas karton dengan ukuran 40 X 40 cm.
 Gunting gambar yang akan anda jadikan topik bacaan dari majalah ataupun koran yang anda miliki.
 Tempelkan gambar-gambar yang telah anda peroleh tadi pada sepuluh kertas karton pertama,
 Buatlah tulisan dengan huruf yang mudah terbaca pada sepuluh kertas karton lainnya, yang berisi keterangan singkat dari masing-masing gambar yang anda miliki.
 Satukan keduapuluh kertas karton tersebut dan sekarang anda telah memiliki sebuah buku bacaan menarik.
Jadikanlah kegiatan membaca bersama menjadi suatu tradisi dalam keluarga anda sejak anak masih berusia sedini mungkin.Percayalah melalui buku anda dapat mengetahui apa saja dan anda dapat pula menguasai dunia.

Meningkatkan Minat Baca Anak
Untuk menumbuhkan minat baca dalam diri anak, tentu saja harus dimulai dari orang-orang sekitarnya yang terlebih dahulu gemar membaca.Ayah,ibu, atau pun pengasuh anak haruslah pula memberikan contoh gemar membaca.Dengan terciptanya lingkungan yang memiliki kecintaan terhadap buku yang tinggi, tentu saja anak akan ikut mencintai buku pula.Pilihlah Buku-bukubacaan yang bermutu tinggi untuk konsumsi anak sehari-hari.
Dalam membacakan cerita untuk anak,orang tua haruslah memiliki improvisasi yang tinggi pula.Gunakan perubahan intonasi, aksen dan ritme suara untuk mendukung suasana.Jangan pernah membacakan cerita untuk anak dengan suara yang datar-datar saja. Karena anak akan menjadi bosan.Setelah itu, rasa cinta terhadap buku akan pupus secara perlahan-lahan tapi pasti.

Mengoptimalkan Multiple Intelligence Anak
Berdasarkan penelitian profesor pendidikan di Harvard Universuty ini menemukan sedikitnya 8 jenis kecerdasan yang meliputi :
1. Linguistic intelligence
Word smart, yang berkaitan dengan bahasa
2. Logical-mathematical intelligence
Number smart, yang berkaitan dengan matematika
3. Spatial intelligence
Pictures smart, yang berkaitan dengan gambar dan visualisasi
4. Bodily-kinesthetic intelligence
Body smart, yang berkaitan dengan keterampilan fisik
5. Musical intelligence
Musical smart, kemampuan menyanyikan sebuah lagu,mengingat melodi musik, peka akan irama atau sekedar menikmati musik.
6. Interpesonal intelligence
People smart, keterampilan anak untuk berinteraksi dengan orang lain
7. Intrapersonal intelligence
Self smart, sejauh mana anak mengenali dirinya sendiri dan belajar lewat dirinya sendiri
8. Naturalist intelligence
Nature smart, kemampuan mengenali bentuk-bentuk alam di sekitar kita.



Beragam permainan yang mudah anda temukan di lingkungan sekitar rumah dapat anda jadikan sarana untuk mengembangkan multiple intelligence anak, antara lain :
1. Bermain air saat mandi
2. Bermain puzzle
3. Bermain rumah-rumahan atau perang-perangan
4. Membaca cerita
5. Bermain peran (drama)
6. Mengoleksi sesuatu
7. Bermain Musik
8. Berkemah

Fun Learning For Kids
Ada beberapa cara dalam memilih permainan kreatif untuk anak, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
 Hendaknya orang tua paham tehapan-tahapan perkembangan anak, baik secara usia, emosi dan fisik.
 Keamanan alat bermain perlu juga memperoleh perhatian
 Pilih mainan yang berwarna kontras dan cerah, untukmerangsang indera penglihatan anak.
 Permainan hendaknya bersifat interaktif
 Ada kesempatan anak untuk menang
 Mengandung nilai positif.

Menanamkan Nilai Moral
Menanamkan nilai-nilai moral yang bersifat positif sangatlah mudah anda lakukan pada anak usia pra-sekolah.Sabar adalah sebuah kata kunci dalam mendidik anak.Banyak permasalahan yang dapatterselesaikan dengan baik bila anda mau agak sedikit sabar.Sabar bukan hanya diperlukan dalam menghadapi tingkah laku anak yang terkadang menjengkelkan.Tapi sabar dalam artian luas lebih diperlukan.Sabar saat masih mengandung, sabarsaat melahirkan dan sabar pula saat membesarkannya.
Tidak Selamanya Anak yang Bersalah
Selalu menyalahkan anak adalah salah satu kesalahan yang sering dilakukan oleh orang tua.Bila anak selalu dipersalahkan ia akan tumbuh menjadi seorang yang rendah diri.Ia tidak memiliki cukup kepercayaan diri sebab ia akan merasa semua tingkah polah dan perilakunya.Pastilah dipersalahkan.Anak jadi tidak kreatif dan cenderung pasif.Sebagai orang tua yang baik, carilah informasi sebanyak-banyaknya untuk mencari tahu apa sebenarnya yang terjadi.Jangan asal menyalahkan anak saja.

Kesabaran Hati Orang Tua
Sabar adalah sebuah kata kunci dalam mendidik anak.Banyak permasalahan yang dapatterselesaikan dengan baik bila anda mau agak sedikit sabar.Sabar bukan hanya diperlukan dalam menghadapi tingkah laku anak yang terkadang menjengkelkan.Tapi sabar dalam artian luas lebih diperlukan.Sabar saat masih mengandung, sabarsaat melahirkan dan sabar pula saat membesarkannya.Banyak orang tua yang lebih senang menggunakan kekerasan dalam mendidik anaknya.Bila anak sedikit rewel, tangan orang tuanya yang berbicara.Main pukul, main tapar, main bentak atau bentuk-bentuk hukuman fisik lainnya lebih diutamakan.Memang anak akan menjadi diam dan menurut seketika itu juga,tapi tiak dalam hatinya.Dalam hatinya terjadi sebuah pemberontakan yang bagaikan bom waktu, siap meledak sewaktu-waktu.

Mendekati Hati Ayah dengan Anak
Kesibukan ayah dalam bekerja sering menghambat proses kedekatan emosional anak kepada ayahnya.Tapi jangan berkecil hati.Melalui beberapa hal berikut ini seorang ayah akan dapat mendekatkan hatinya kepada buah hatinya, yaitu :
 Masa Kehamilan Istri
 Turut serta aktif merawat bayi
 Selalu berkomunikasi
 Menjadi sahabat
 Menghargai pendapat anak
 Penuhi kebutuhan anak
 Bermain bersam
Marah Yang Tidak Efektif
Ada beberapa jenis marah yang tidak efektif, yaitu :
 Mengomel
 Membanting-banting barang atau pintu
 Mendiamkan anak

Bertengkar Di depan Anak
Terdapat dua macam pertengkaran, yaitu :
1. Yang menguatkan perkawinan
Pertengkaran ini bisa membantu perkawinan menjadi lebih baikdan harmonis, karena bisa menyalurkan perasaan, memperjelas fakta dan membuka tabir perbedaan serta keinginan suami/istri secara jujur, yang kemudian dapat didiskusikan dan diselesaikan dengan baik dan bijaksana.
2. Yang merusak perkawinan
Biasanya yang dipertengkarkan adalah hal yang selalu sama.Tak ada fakta, hanya mengungkit-ungkit permasalahan lama dan salin tuduh tanpa bukti.

Memperkenalkan makanan padat pada Bayi
Mulai usia 6 bulam, bayi dapat mulai diperkenalkan dengan makanan padat.Harap diingat, jangan tergesa-gesa dalam memeberikan makanan padat pertama ini.Perkenalkan mulai dari bubur susu,kemudian bubur saring,terus berlanjut nasi tm hingga akhirnyanasi kasar.Usahakan agar anak dapat makan secara teratur setiap harinya dalam porsi yang cukup untuk tumbuh kembang dirinya..

Makan Yuk Sayang
Sampai dengan saat ini, makan-makanan pokok masih merupakan sumber energi terbesar bagi seorang anak.Dan pada dasarnya semua anak suka makan.Hanya saja bila sampai terdapat kasus anak yang tidak mau atau sulit makan, berarti telah terjadi suatu kesalahan
Sedikitnya terdapat 3 penyebab utama anak tidak mau makan, yaitu :
1. Jadwal makan yangtidak teratur
2. Menu makanan yang kurang variatif
3. Orang tua yang malas dan tidak kreatif

Selasa, 26 Mei 2009

Pendidikan Untuk Anak Pemulung

Lokasi pembuangan akhir sampah (LPA) Bantar Gebang merupakan pusat penampungan seluruh sampah dari wilayah bekasi dan DKI jakarta, lokasi beroperasi sejak tahun 1989 dengan luas areal 23 ribu m3/hari dari berbagai jenis sampah yang berasal dari pasar umum, swalayan, restoran, hotel dan rumah tangga.

Pemulung anak merupakan komunitas yang selayaknya memperoleh hak-hak dasarnya dengan baik. Mereka dapat bermain dan belajar sebagaimana layaknya anak-anak yang lain bisa menikmati masa kanak-kanak dan terlindung dari bahaya kekerasan, diskriminasi, dan eksploitasi.

Dari tahun ke tahun jumlah pemulung senantiasa berubah dan bertamabah, demikian juga dengan pemulung anak. Hal ini sangat dipengaruhi oleh situasi krisis ekonomi yang sampai saat ini belum terselesaikan dimana terjadi penyempitan lapangan pekerjaan, pendidikan semakin tidak terjangkau oleh masyarakat miskin. Dan meningkatnya harga kebutuhan pokok sehingga mendorong pelibatan seluruh anggota keluarga untuk ikut bekerja

Lokasi pembuangan akhir sampah (LPA) Bantar Gebang merupakan pusat penampungan seluruh sampah dari wilayah bekasi dan DKI jakarta, lokasi beroperasi sejak tahun 1989 dengan luas areal 23 ribu m3/hari dari berbagai jenis sampah yang berasal dari pasar umum, swalayan, restoran, hotel dan rumah tangga.

Kehadiran LPA Bantar gebang telah memunculkan komunitas baru dimana mereka merupakan kelompok migran dari jawa barat, jawa tengah, dan madura yang bekerja sebagai pengais sampah. Lokasi ini merupakan ladang pekerjaan dan tempat bergantung dalam memperoleh pendapatan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari bahkan komunitas tersebut sudah menganggap bahwa LPA Bantar Gebang sebagai tambang emas terbuka.

Dimana mereka memperoleh pekerjaan dengan mudah dan memberikan pendapatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun pekerjaan resiko kecelakaan dan ancaman bahaya dari buruknya lingkungan kerja begitu pula lingkungan tempat tinggal yang tidak kondusif untuk perkembangan fisik, kesehatan moral dan moral bagi anak.

Hambatan yang dirasakan oleh anak dalam mendapatkan hak-haknya dikarenakan (1) Kondisi keluarga yang migran dan miskin menyebabkan anak-anak hidup tanpa identitas kewarganegaraan, (2) tempat tinggal yang tidak memadai dan lingkungan tak bersanitasi berdampak pada buruknya status kesehatan pemulung anak, (3) komunitas illegal berdampak pada kesulitan memperoleh akses pelayanan publik, seperti PENDIDIKAN dan kesehatan. Kondisi ini tentunya tidak bisa dibiarkan karena akan berdampak pada situasi yang lebih buruk bagi anak Indonesia.

Yayasan Dinamika Indonesia yang didirikan tahun 1989 bersama Portalinfaq melakukan kegiatan kerjasama yang difokuskan kepada bidang pendidikan dan Sosial. Kerjasama yang berlangsung ini merupakan kerjasama yang ketiga dalam program pendidikan khususnya bagi anak-anak pemulung yang bersekolah di dalam LPA Bantar Gebang.

Sampai saat ini jumlah murid yang telah bersekolah di Sekolah formal di bawah bimbingan Yayasan Dinamika Indonesia sebanyak 210 siswa baik ditingat SD maupun SLTP, sedangkan ruangan sekolah yang dimiliki hanya mempunyai 4 kelas dan ini untuk bagi siswa-siswi kelas 1 sampai dengan kelas 5, sedangkan untuk mereka yang akan ke kelas 6 direkomendasikan oleh pihak sekolah untuk melanjutkan ke sekolah-sekolah negeri dan swasta yang telah bekerjasama dengan Yayasan dinamika Indonesia.

Begitu pula bagi mereka yang telah tamat SD juga diusahakan untuk tetap melanjutkan kejenjang SLTP disekitarnya agar kesinambungan pendidikan yang mereka dapati akan menjadi bekal untuk kehidupan yang lebih baik. Dukungan bagi Anak untuk belajar ini dimaksudkan agar anak-anak pemulung dapat menggunakan hak-hak dasarnya dan mengurangi jam kerja anak dalam membantu orang tua mereka sebagai pemulung.

Sasaran lain yang hendak dicapai dari proses pembelajaran ini secara tidak langsung adalah kelompok-kelompok dalam komunitas dalam situasi khusus yaitu : (1) Keluarga pekerja anak, (2) Tokoh komunitas pemulung, (3) Pemerintah daerah dimana komunitas pemulung berasal dan pihak-pihak yang mengelola LPA BantarGebang.

Kesadaran akan perhatian kepada pekerja anak dan pendidikan anak membutuhkan waktu dan pemahaman tentang kewajiban anakpun belum sepenuhnya diketahui oleh para komunitas pemulung bahkan secara legalitaspun Undang-Undang tentang Pekerja Anak belum dilaksanakan secara baik dan konsisten. Untuk itulah peran LSM dan masyarakat dalam membangun kesadaran pendidikan bagi pekerja anak sangat dibutuhkan dalam bentuk kepedulian sosial membantu mereka untuk tetap bersekolah.

Pendidikan Siaga Tsunami untuk Warga Pesisir

Perlunya memahami bencana tsunami khususnya di daerah pesisir barat Sumatera membuat lembaga swadaya Komunitas Siaga Tsunami memfokuskan ke tujuh daerah pesisir barat Sumatera Barat.
Direktur Eksekutrif Kogami, Patra Rina Dewi, Senin (13/10) dalam acara peluncuran program kerja Kogami di Hotel Bumiminang, Padang mengatakan Kogami masih memfokuskan program kerjanya untuk pendidikan kesiagaan tsunami di sekolah-sekolah dan masyarakat terutama di tujuh daerah pesisir Sumatera Barat yang rawan tsunami seperti Pariaman, Padangpariaman, Agam, Pesisir Selatan, Padang, Pasaman Barat dan Kepualauan Mentawai.”Kami menargetkan hingga 2010 sekitar 30 persen sekolah di Sumatera Barat menjadi sekolah model untuk siaga bencana, saat ini sedang berjalan program sekolah bencana di 12 sekolah di Kota Padang mulai dari sekolah dasar hingga tingkat sekolah menengah atas, program ini disingkronkan dengan kurikulum yang ada dan masuk ke dalam muatan lokal,” kata Patra Rina Dewi,

Selain itu Kogami juga akan membuat pelatihan bagi pegawai pemerintah dan pembuatan posko siaga di tujuh daerah rawan serta melakukan rangkaian sosialisasi kesiagaan bencana kepada masyarakat dan membuat peta resiko bencana wilayah.

Untuk merealisasikan program kerjanya, Kogami menganggarkan biaya Rp900 juta setiap tahun yang di antaranya bersumber dari APBD Sumatera Barat Rp300 juta per tahun dan APBD Padang Rp100 juta per tahun.

Selain bermitra dengan pemerintah, Kogami juga menjalin kerjasama dengan Unesco dan sejumlah LSM seperti Surf Aid untuk Kepualauan Mentawai.

Perlu Pendidikan Khusus Orangtua Usia Muda, Calon Orangtua, Pembantu, dan

SIAPA yang punya tanggung jawab dalam pendidikan anak usia dini (PAUD)? Jika dilihat usianya (hingga 6 tahun) orangtua punya tanggung jawab utama. Kenyataannya banyak orangtua yang belum siap dan punya keterampilan mendidik anak sesuai perkembangan zaman. Bagaimana jika orangtua, khususnya ibu, bekerja di kantor?
Ada pembantu, ada jasa penitipan anak. Sudahkah semua pembantu, dan petugas penitipan punya kemampuan mendidik anak usia dini? Maka, perlu ada pelatihan khusus, buat orangtua usia muda, calon orangtua, pembantu, dan petugas penitipan anak. Sudahkah pemerintah mengambil langkah ini?
Demikian pandangan yang berkembang dalam siaran interaktif Koran Tokoh dan Radio Global FM 96.5, Minggu (6/8) dengan Topik ’’Beragam Kendala Pendidikan Anak Usia Dini’’. Berikut petikannya.

Usia dini = TK ?
Menurut Diknas, PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak baru lahir sampai usia 6 tahun. Ada juga yang mengelompokkan PAUD sampai umur 8 tahun. PAUD salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik, kecerdasan yang meliputi daya pikir, daya cipta, emosi, spiritual dan kemampuan berbahasa termasuk dalam kehidupan sosial. Masyarakat hanya tahu pendidikan usia dini itu identik TK. Padahal masa di TK hanya sekitar 1 sampai 2 tahun, sedangkan selebihnya yang empat tahun sebelumnya berada di keluarga dan di tengah masyarakat.
I G.K. Tribana

Karena Gengsi Anak Stres
Tahun 70-an betul-betul anak-anak yang sekolah. Setelah kurun waktu itu, terbalik, yang sekolah orangtuanya. Ada orangtua yang mengharapkan anaknya sekolah di suatu tempat. Di mana pun anak itu sekolah jika memang sumbernya bagus, akan menjadi bagus. Jika orangtua memaksakan kehendak untuk dan atas nama gengsi, anak bisa stres. Sesungguhnya yang mengangkat nama sekolah jadi favorit bukan sekolahnya, tetapi kemampuan anak-anak tersebut. Tiap tahunnya rata-rata nilai berbeda, maka sebutan ‘favorit’ tidak tiap tahun disandang satu sekolah. Sekolah hanya memfasilitasi, melayani kehendak orangtua, maka biaya pendidikan melangit.
Sinda, Siulan

Tidak Menitipkan di Penitipan Anak
Untuk PAUD saya cenderung dititikberatkan pada peranan orangtua. Saya mengalami ketika merantau bekerja, saya sebagai karyawati perusahaan dan juga tetap sebagai ibu rumah tangga. Saya jemput anak dan saya ajak ke kantor, saya beri buku-buku, dan saya kembali bekerja. Tidak ada pembantu. Saya kurang setuju menitipkan di penitipan anak. Ketika anak-anak balita, saya bekerja, saya titipkan di keluarga Bali yang tidak ada hubungan keluarga tetapi saya percaya. Pulang bekerja saya ambil lagi. PAUD itu terutama dari ibu. Ketika sudah belajar mendengar, bercerita, saya luangkan waktu membacakan majalah seperti Kuncung, untuk mereka dengarkan. Mendongeng atau membacakan cerita masih dilakukan orangtua sekarang meski tidak sebanyak dulu.
Natri Udiani, Denpasar

Pemahaman Orangtua Kurang
Usia 0-6 tahun usia awal bagi anak untuk mulai mengenal lingkungan dan mulai beradaptasi menguatkan pijakan menapaki kehidupan selanjutnya. Pada masa sensitif ini anak membutuhkan figur pendamping yang menuntun, mengarahkan dan membesarkannya. Anak dilahirkan telah dibekali modal awal, yakni waktu, ruang, dan hidup. Perlu dipahami dan dikelola dengan benar sehingga nantinya anak bisa memanfaatkan waktu, memahami keadaan kemudian meningkatkan kualitas hidupnya. Rata-rata pemahaman orangtua masih kurang. Terkesan orangtua hanya melahirkan tanpa peduli perkembangan jiwanya. Di balik jasmaninya seseorang punya kekuatan lebih dahsyat, yaitu rohani. Kekuatan ini yang perlu diselaraskan untuk menggali potensi diri menjawab tantangan ke depan, sejak usia dini.
Pande, Pandakgede

Ingin Anaknya Cepat Pintar
Memang ada pergeseran. Anak-anak TK dan SD kelas 1, banyak pengaruh kemauan orangtuanya yang berlebihan. Ada yang meminta anak TK diajari matematika, membaca, dan menulis. Padahal dunia mereka, dunia bermain. Pelajaran demikian, berikan setelah kelas 1 SD. Mengapa anak TK diberi pelajaran membaca dan matematika, kata guru TK, atas desakan orangtua. Mereka ingin anaknya cepat pintar. Usia dini yang paling bagus mengasuh adalah orangtuanya. Namun tidak mungkin semua kantor bisa memahami atau mengerti jika si ibu mengajak anaknya ke kantor. Jika pekerjaannya berat dan membutuhkan kosentrasi, mengajak anak ke kantor kurang tepat.
Tribana

Di SD pun Berlebihan
Terkadang di SD pun anak dipacu berlebihan dengan alasan kualitas. Di sekolah ada dua unsur, orangtua yang diwakili komite dan guru. Orangtua biasanya melihat prestise. Ketika anaknya dikatakan pintar sudah bangga, bisa main komputer juga bangga begitu juga ketika diantar berangkat-pulang naik mobil. Peluang ini dimanfaatkan sekolah, maka dunia pendidikan menjadi media pasar. Anak SD harus bisa komputer, bisa bahasa Inggris, memang bagus, namun secara psikologis menjadi beban. Saya khawatir di sekolah diajari komputer lantas nuntut dibelikan komputer, jika tidak dibelikan bunuh diri.
Binawan

Satu Kelas sampai 40 Siswa
Siapa pun, orangtua menginginkan anaknya sekolah dan pintar. Realitanya, belum apa-apa semua buku disodorkan, harus bayar tunai. Padahal satu pun belum dibaca. Bukannya takut membayar namun kesannya seolah-olah uang dan uang saja. Satu kelas siswanya sampai 40-an bagaimana guru bisa mengajar, belum semua dapat giliran, habis waktunya. Ada anak stres tidak mau sekolah karena minder. Jalan terakhir les tiap hari. Orangtua harus keluar dana lagi. Sejauh mana tanggung jawab guru terkait daya serap anak?
Jujur

Memaksakan Daya Nalar Anak
Sejauh mana optimalisasi pelaksanaan sistem pendidikan terutama swasta, yang sekarang menawarkan berbagai kelebihan dengan biaya tinggi dan tampak elite? Bagaimana perkembangan siswa nantinya?. Secara psikologis apakah tidak berpengaruh, karena terlalu memaksakan daya nalar anak yang seharusnya belum sampai ke sana?
Mertayasa

Tanggung jawab Orangtua
Ada fenomena pendidikan jadi media pasar, tetapi tidak sepenuhnya benar. Sesungguhnya sistem tidak ada yang salah. Yang salah pelaksanaannya. Ada beberapa kekekeliruan dalam melaksanakan sistem tersebut. Hal ini semata-mata disebabkan keterbatasan kemampuan untuk melaksanakannya. Masyarakat terkadang menuntut terlalu banyak, bahkan sampai di luar faktor kejiwaan anak, khususnya untuk usia dini. Belum waktunya bisa membaca dipaksakan gurunya karena desakan orangtua. Dalam selebaran pada awal tahun ajaran selalu ditonjolkan anak-anak di sana sudah diajari komputer, bahasa Inggris dan bisa berhitung atau matematika. Ini siasat supaya menarik minat orangtua menyekolahkan anaknya di sana. Guru memaksa muridnya membeli buku di sekolah, jelas melanggar aturan, tetapi kalau murid membeli buku bersama-sama itu terserah mereka. Les juga banyak atas permintaan orangtua. Di satu pihak tuntutan orangtua, di pihak lain memang tuntutan ujian nasional. Jumlah murid di kelas, terutama di sekolah negeri, tidak bisa sesuai harapan kurikulum. Kurikulum menghendaki satu kelas idealnya 30 anak nyatanya banyak yang mendekati 50. Jelas tidak bagus karena tidak semua siswa dapat berlatih dengan baik. Pendidikan anak usia dini adalah tanggung jawab utama keluarga. Anggota keluarga termasuk orangtua mestinya menjadikan membaca menjadi kebiasaan, dengan kegiatan mendongeng atau membaca cerita.
Tribana

Perhatikan Penyusunan Buku
Satu SD dengan SD lainnya bukunya bisa berbeda. Ketika masa saya kecil, buku saya sampai enam kali bisa digunakan dari saya hingga ke adik-adik kelas. Ada kurikulum bahasa Inggris, kebetulan anak saya mendapatkannya. Soal yang diberikan di dalam buku tidak ada topik, saya juga bingung. Anak-anak menjadi bingung. Penyusunan buku perlu lebih diperhatikan.
Wayan Belog

Penddikan Khusus Penitipan Anak
Yang menjejali bukan kurikulum tetapi gurunya. Ada kekeliruan, di SD di Bali, penafsirannya bahasa Inggris muatan lokal. Jadi muatan lokal supaya anak senang di sekolah. Faktanya justru bahasa Inggris membuat anak tidak betah di sekolah. Guru bahasa Inggris di SD memang bukan guru yang mendalami bahasa Inggris atau berlatar belakang bahasa Inggris. Banyak orang yang buru-buru mempunyai anak namun sebenarnya belum siap mendidik anaknya. Jika mereka bekerja bagaimana dengan anaknya.Ada jasa penitipan. Jika petugas di jasa penitipan itu terdidik untuk menangani anak usia dini, saya pikir tidak apa-apa. Inilah yang perlu diberikan pendidikan khusus oleh pemerintah, lembaga atau perorangan yang membuka jasa penitipan. Anak di penitipan bukan sekadar diberi makan, atau petugas hanya mengganti pakaian/popoknya melainkan memberikan pendidikan.
Tribana

Perlu Pendidikan Khusus Untuk Hasilkan Buku "Tahan Banting"

Menulis buku pelajaran sekolah tidaklah semudah yang dibayangkan oleh banyak orang. Untuk itu, pendidikan khusus bagi calon-calon penulis buku pelajaran yang profesional, perlu diadakan. Agar, dapat dihasilkan buku "tahan banting", yang tidak terus diganti setiap terjadi perubahan kurikulum.

Pengamat pendidikan JD Parera kepada Pembaruan di Jakarta, Selasa (31/8) menjelaskan, pendidikan khusus tersebut diperlukan, agar para penulis buku pelajaran menguasai teknik penulisan yang baik dan sesuai dengan tingkat kemampuan siswa pada tingkatannya. Sehingga, dapat menghasilkan penerapan kurikulum yang se-suai dengan perkembangan kognitif anak didik.

"Dengan demikian, akan dihasilkan buku 'tahan banting', yang tidak diganti setiap terjadi perubahan kurikulum, dan memiliki kemampuan menyesuaikan materi," kata Parera. "Buku pelajaran harus memiliki sifat universal yang mendasar, sehingga tidak perlu diganti, meskipun terjadi perubahan kurikulum."

Menurut Parera, diperlukan keterlibatan para ahli dari bidang ilmu, ahli pengajaran, ahli bahasa dan praktisi pendidikan yang berpengalaman. Sehingga dapat dihasilkan buku yang cocok dengan kurikulum dalam penerapannya, dan sesuai dengan perkembangan usia kognitif anak didik.

Dijelaskan, pelatihan bagi para penulis buku pelajaran sebenarnya telah diadakan sejak tahun lalu lewat proyek minat baca oleh Debdikbud. Tapi, katanya, kegiatan itu masih terbatas peminatnya, selain menghadapi kendala dana.

Pemerhati pendidikan Dr Joa-nes Riberu mengatakan, harus ada revolusi pola berpikir untuk dapat menghasilkan manusia Indonesia yang mandiri dalam dunia pendidikan di Indonesia. Perjuangan melalui liberalisasi penyelenggara pendidikan, kata Riberu, dapat menentukan yang terbaik dari setiap situasi dan kondisi. Dalam penyesuaian kurikulum, tambah Riberu, harus diutamakan penguasaan iptek, disamping pembinaan kesadaran moral, yakni sikap hidup yang bertanggung jawab terhadap norma-norma etis. (SW/ST/E-3)

Hak Pendidikan 4.600 anak di LP Terlupakan

Lebih 4.600 anak yang terpenjara di 16 lembaga pemasyarakatan anak (LP Anak) di Indonesia membutuhkan pendidikan layanan khusus. Selama ini mereka seakan terlupakan dan tercabut haknya untuk memperoleh layanan pendidikan secara memadai. Padahal mereka merupakan peserta program wajib belajar nasional yang oleh pemerintah pada tahun 2009 sudah harus dituntaskan.

“Selama ini pendidikan di dalam lembaga pemasyarakatan memang masih dilakukan dengan banyak keterbatasan. Kami menyambut baik gagasan Direktorat Pendidikan Luar Biasa yang memiliki kepedulian untuk menyelamatkan anak yang tersia-sia dan tidak terlayani. Berdasarkan amanat UU Sistem Pendidikan Nasional No 20/2003, mereka akan diberikan layanan pendidikan layanan khusus,” ujar Direktur Pemberdayaan Lembaga Pemasyarakatan Anak Departemen Kehakiman, Mashudi kepada SP di sela Workshop Forum Komunikasi Pendidikan Layanan Khusus, Selasa.

Menurut Mashudi, sekarang ini program pendidikan anak di LP Anak dilakukan dengan program belajar yang diselenggarakan oleh karyawan LP Anak. Sedangkan peralatan serta perangkat belajar disusun dan dibuat berdasarkan sumber-sumber belajar yang ada di jalur pendidikan formal.

“Sebagian karyawan kami yang memiliki kemampuan untuk mengajar dan pernah mendapatkan pendidikan formal di IKIP, Fakultas Psikologi serta sejumlah disiplin ilmu lainnya kami ajak untuk membuat program pendidikan bagi anak-anak. Biasanya kami memulai dengan me
nanyakan anak sampai kelas berapa mereka pernah sekolah, baru kemudian kami masukan ke kelas-kelas,” ujar Mashudi.

Saat ini sebagian besar anak yaitu hampir 40 persen anak yang berada di LP Anak hanya mengenyam pendidikan sekolah dasar hingga kelas empat dan lima . Sekitar 35 persen hanya lulus SD dan 15 persen pernah sekolah di bangku SMP dan sisanya sekitar 10 persen lulus SMP,” ujar Mashudi.

Dikatakan, dirinya sangat menyambut baik kerja sama yang dilakukan Depdiknas dalam hal ini Direktorat PLS dengan pihaknya, karena anak-anak di LP sangat membutuhkan dan merindukan sejumlah program kegiatan belajar yang inovatif.

Amanat Ditandaskan, keterlibatan sejumlah lembaga dan organisasi profesi keterampilan yang terlibat dalam pendidikan layanan khusus dan pendidikan khusus di Direktorat PLB diharapkan mampu memberikan bekal keterampilan hidup bagi anak-anak ini begitu mereka bebas dari masa hukuman.

Direktur PLB, Ekodjatmiko Soekarso mengatakan apa yang dilakukan pihaknya dalam menyelamatkan hak anak di LP Anak untuk mendapat layanan pendidikan secara memadai merupakan amanat Pasal 32 UU No 20/2003 yang menyebutkan bahwa pendidikan layanan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik di daerah terpencil atau terbelakang, masyarakat adat yang terpencil atau mengalami bencana alam, bencana sosial dan tidak mampu dari segi ekonomi.

Anak Pengungsi Atambua Butuh Pendidikan Layanan Khusus

“Tatapan anak-anak itu begitu penuh harapan ketika kami datang” BEGITULAH petikan yang diutarakan oleh salah satu staf dari lima staf dari Direktorat Pembinaan SLB yang datang khusus melihat secara dekat kondisi anak-anak pengungsi di Atambua, Nusa Tenggara Timur, perbatasan dengan Timor Leste, awal Maret lalu.

Setelah Timor Timur (Timtim) berdaulat menjadi Timor Leste beberapa tahun lalu kemudian disusul dengan kondisi politik dan keamanan Timor Leste bulan Februari 2008 yang tidak kondusif, mengakibatkan banyak pengungsi yang ‘lari’ ke wilayah RI, Atambua.

Para pengungsi itu ditempatkan dibeberapa wilayah di NTT. Biasanya tempat tinggal mereka dekat dengan markas Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD). Hal ini agar para pengungsi dapat dipantau lebih dekat oleh pihak keamanan.

Untuk perjalanan darat dari ibukota NTT yaitu Kupang menuju Atambua akan menempuh waktu enam hingga tujuh jam. Melewati empat kabupaten, yaitu Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara dan Bone.

Sementara perjalanan lewat udara, kurang dari setengah jam. Namun jadwal perjalanan melalui udara terbatas. Pesawat kecil yang dapat mengangkut puluhan orang itu hanya ada dua minggu sekali.

Ribuan Anak Pengungsi

Ada tiga titik wilayah konsentrasi di Kabupaten Belu yang menjadi target pelayanan pendidikan di wilayah Kecamatan Kota Atambua ini yaitu Fatubanao, Tenuki’ik, dan Manumutin.

Anak-anak korban konflik dan anak pengungsi di wilayah ini mencapai ratusan. Bahkan kabarnya bisa lebih dari 1.000 anak.

Anak-anak ini merupakan anak berusia sekolah 7-18 tahun. Mereka terdiri dari anak-anak yatim-piatu, anak-anak yang terpisah karena orang tuanya masih berada di Timor Leste, dan anak pengungsi dari orang tua yang ekonomi tidak mampu.

Bantuan Alat

Pada dasarnya mereka sudah mengenal baca, tulis dan hitung. Sehingga tidak ada kesulitan dalam pengembangan pendidikan selanjutnya.

Sehingga pihak pengelola layanan pendidikan di ketiga kelurahan ini menginginkan pendidikan yang layak bagi anak-anak pribumi yang kurang mampu dan anak-anak pengungsi ini. Karena saat ini sarana dan fasilitas masih terbatas. Selain buku-buku pelajaran, diperlukan sarana keterampilan seperti alat bengkel otomotif, alat tenun, alat jahit, dan alat boga.

“Kami mohon bantuan untuk penye-diaan fasilitas proses belajar mengajar dan sarana keterampilan lainnnya. Pasalnya saat ini sarana belajar dan keterampilan belum memadai. Saat ini anak-anak belajar di ruang kelurahan,” kata Mikhael Mali sekalu Kepala Kelurahan Fatubanao.

Anak-anak yang ditampung dalam proses belajar mengajar di Fatubanao ada sebanyak 60 anak. Mereka berusia antara 12-19 tahun ini merupakan campuran dari anak-anak pribumi Atambua dan anak-anak eksodus dari Timor Leste.

Sementara di Kelurahan Tenuki’ik ada sebanyak 20 anak yang berusia 13-17 tahun. Sebanyak 16 anak diantaranya merupakan anak pengungsi.

Sedangkan di Kelurahan Manumutin ada sebanyak 35 anak. Seluruhnya anak pengungsi. Sebanyak 33 orang merupakan usia sekolah yaitu 16-18 tahun. Dua orang lainnya berusia 19 tahun dan 30 tahun.

Layanan Tutor

Selama ini, anak-anak itu diberikan pembekalan pendidikan dan keterampilan oleh lima tutor yang dibina oleh Yayasan Purnama Kasih. Agar para tutor ini merasa nyaman dalam membina anak-anak pengungsi itu, mereka diberikan honor Rp 600.000 dan sejumlah asuransi yaitu jaminan kecelakaan, jaminan kesehatan, jaminan hari tua dan jaminan kematian senilai Rp 2juta per bulan.

“Ini belumlah sebanding dengan pengabdian mereka dalam membina anak-anak ini,” ujar Ahryanto, Direktur Yayasan Purnama Kasih.

Saat ini mereka belajar dua hari dalam seminggu. Satu hari mereka belajar formal dan hari lainnya belajar keterampilan selama 2-3 jam. Anak-anak yang ditampung dalam pelayanan pendidikan ini nantinya akan bergabung dalam Sekolah PLK di Atambua.

“Mereka akan memperoleh 20 persen muatan pendidikan formal dan 80 persen keterampilan dengan kearifan lokal,” kata Ahryanto.

Anak Pengungsi Itu Jadi Penambang Batu

Ketiga kelurahan di Kecamatan Kota Atambua, Kabupaten Belu, yaitu Fatubanao, Tenuki’ik, dan Manumutin merupakan daerah rawan kriminal seperti pemalakan, penodongan, perampokan, perkelahian dan pembunuhan. Banyak juga yang suka mengemis.

“Pada dasarnya para pengungsi ini memiliki karakter yang mudah curiga dengan orang, terutama orang asing,” ujar Ahryanto, Direktur Yayasan Purnama Kasih yang menjadi pemandu perjalanan ke Atambua. Namun hal tersebut dapat diminimalisir karena sebagian besar wilayah ini dikuasai oleh TNI-AD.

Anak-anak yatim-piatu dan mereka yang terpisah dengan orang tuanya, biasanya ditampung oleh para sanak keluarga yang berada di Atambua. Namun keluarga yang menampung anak-anak ini juga tidak sanggup untuk membiayai sekolah mereka.

Bagi anak-anak pribumi (Atambua) dari keluarga yang kurang mampu mereka mesti bertahan hidup bersama orang tuanya dengan berkebun atau berdagang, bahkan tak sedikit yang menjadi tukang ojek.

Sementara anak-anak pengungsi dan korban konflik tidak banyak yang bisa mereka lakukan, sehingga hal ini yang menyebabkan kerawanan di daerah tersebut. Namun anak-anak yang mandiri, mereka akan ikut serta menjadi ‘penambang’ batu kali. Jumlah penambang batu ini mencapai ratusan anak usia sekolah.

Anak-anak tersebut menjadi penambang untuk menyambung hidupnya, karena kabarnya tidak banyak keluarga setempat yang mau memelihara mereka karena berbagai macam alasan.

Batu kali itu dikumpulkan dari sepanjang Sungai Talao, yaitu sungai besar yang melintasi Kota Atambua di wilayah Fatubanao. Setiap rit atau sekitar tiga kubik batu yang telah dipecahkan atau batu-batu kecil dihargai Rp 200.000. Lalu batu-batu itu dijual kepada agen digunakan sebagai pembangunan jalan, atau pengecoran bangunan.

Pendidikan Khusus Kaum Miskin?

Oleh Tata Mustasya

ADA kisah menarik dari Amartya Sen dalam bukunya Development as Freedom. Dikisahkan, Sen yang berumur sekitar sepuluh tahun dan tinggal di Dhaka bermain di kebun rumahnya pada suatu siang.

Tiba-tiba datang ke rumah Sen seseorang yang terluka tusuk-dengan pisau masih tertancap di punggungnya-dan berlumuran darah meminta tolong. Ternyata orang itu adalah korban salah sasaran dalam kerusuhan komunal yang sedang terjadi di kawasan itu.

"Istri saya sudah melarang saya untuk pergi ke daerah yang terkena huru hara, namun saya tidak punya pilihan. Saya harus mencari kerja agar keluarga saya bisa makan hari ini," jelas orang itu kepada ayah Sen dalam perjalanan ke rumah sakit. Orang itu, diketahui, bekerja sebagai buruh lepas harian. Akhirnya, orang yang bernama Kader Mia itu meninggal di rumah sakit.

Ketidakbebasan kaum miskin

Sen menceritakan kisah nyata itu untuk menggambarkan betapa kemiskinan membuat seseorang kehilangan kebebasannya. Sebabnya, preferensi orang miskin amat terbatas. Kader Mia kehilangan nyawa karena tidak punya pilihan untuk tinggal di rumah dan menghindari kerusuhan komunal. Dia tidak punya tabungan, bahkan untuk hidup keluarganya selama satu hari.

Ada sisi lain dari cerita itu. Cerita itu-sedikit banyak-menggambarkan rasionalitas kaum miskin dalam menentukan preferensi dan mengambil keputusan. Suatu bentuk rasionalitas yang mungkin amat berbeda dari orang nonmiskin. Pokok persoalannya, alternatif bagi orang miskin sangat terbatas.

Hal ini berkaitan langsung dengan kebijakan publik dalam mengentaskan kemiskinan. Implikasinya, tiap kebijakan publik yang terkait pengentasan kemiskinan harus memperhitungkan "karakteristik" preferensi yang terkait dengan ketidakbebasan kaum miskin itu. Tanpa itu, kebijakan tidak akan bekerja secara operasional. Itulah yang terjadi pada banyak kasus. Contohnya, petani miskin di beberapa negara berkembang memiliki preferensi untuk menolak inovasi pertanian. Banyak pihak-di luar petani miskin itu-yang semula menganggap preferensi petani itu bersifat irasional.

Padahal, hal itu justru merupakan keputusan rasional petani. Inovasi pertanian memang menjanjikan hasil produksi dan pendapatan lebih banyak. Namun, inovasi itu juga mengandung risiko-meski mungkin tidak tinggi-berupa turunnya produksi dan pendapatan dibanding bertani memakai cara lama. Dengan pendapatan yang sedikit di atas batas kehidupan fisik minimum (KFM), petani menjadi takut risiko inovasi itu.

Karena itu, tiap kebijakan publik dalam pengentasan kemiskinan harus berbasiskan data dan kebutuhan di tingkat mikro. Karakteristik masalah di antara kasus-kasus kemiskinan amat bervariasi dan hal itu akhirnya menentukan preferensi kaum miskin. Ini berarti, perlu ada kebijakan khusus untuk kaum miskin sekaligus tidak ada solusi yang seragam antara berbagai kasus kemiskinan.

Itu juga yang disampaikan ekonom dan Kepala Columbia University’s Earth Institute Jeffrey Sachs mengenai pengentasan kemiskinan. Menurut dia, diagnosa terhadap kemiskinan harus seperti diagnosa seorang dokter terhadap pasiennya. Dia menamakannya clinical economics. Dalam analisis ini, kemiskinan harus dilihat secara komprehensif dan teliti sehingga melahirkan kebijakan publik yang praktis dan tepat. Seperti penyebab sakit pada pasien, menurut Sachs, penyebab kemiskinan antartempat atau masyarakat tidak dapat digeneralisasi.

Pendidikan kaum miskin

Preferensi dan ketidakbebasan juga harus menjadi pertimbangan kuat dalam melaksanakan kebijakan pendidikan bagi kaum miskin. Dalam konteks ini, pendidikan diharapkan mampu memperluas kebebasan dan preferensi kaum miskin.

Yang masih dilupakan, kebijakan pendidikan sendiri-agar bisa mencapai tujuannya-juga harus memperhitungkan preferensi dan keterbatasan kaum miskin. Ini terlihat, misalnya, dalam reaksi keras terhadap rencana kategorisasi jalur pendidikan formal menjadi jalur formal mandiri dan jalur formal standar. Yang tampak dari wacana ketidaksetujuan itu adalah ilusi normatif dan generalisasi usulan kebijakan pendidikan bagi kaum miskin.

Faktanya, anak dari keluarga miskin terutama yang tergolong chronical poverty atau extreme poverty memerlukan semacam kebijakan pendidikan khusus. Hal ini disebabkan kaum miskin memiliki keterbatasan dan karakteristik masalah yang berbeda dengan orang nonmiskin. Pendidikan yang bersifat umum-meski terasa mulia secara normatif-tidak akan efektif memutus lingkaran setan kemiskinan (vicious circle of poverty).

Sedikitnya, ada dua penyebab kebutuhan itu. Pertama, tingginya biaya pendidikan yang bersifat umum, terutama bagi kaum miskin kronis. Biaya pendidikan langsung masih bisa dibebankan kepada anggaran publik, tetapi tidak demikian halnya dengan biaya tidak langsung seperti biaya transportasi, uang saku, dan "biaya belajar". Biaya belajar yang sering diabaikan, misalnya, bernilai signifikan. Jeffrey Sachs menjelaskan, 33 siswa di sebuah daerah miskin di Kenya yang berhasil lulus ujian nasional. Kuncinya, komunitas itu mendukung aktivitas belajar siswa di luar jam kelas dengan menyediakan makanan di siang hari.

Kedua, terkait poin pertama, kaum miskin memiliki kebutuhan untuk segera bekerja. Waktu tunggu untuk menamatkan pendidikan tinggi, misalnya, terlalu panjang. Ini melahirkan kebutuhan terhadap sekolah pada tingkat dasar atau menengah yang memberikan keterampilan khusus dan sesuai kesempatan kerja.

Tanpa kebijakan yang spesifik, data BPS menunjukkan, pendidikan sampai tingkat menengah pertama belum efektif mengatasi pengangguran. Data tahun 2003 menunjukkan, pengangguran terbuka pada kelompok tidak sekolah atau tidak tamat SD sebesar 5,57 persen. Pengangguran terbuka pada kelompok tamatan SD dan tamatan SMP umum lebih tinggi, berturut-turut sebesar 6,34 persen dan 11,41 persen.

Dapat ditafsirkan, pendidikan dasar yang bersifat umum seperti sekarang ini tidak mampu menyelesaikan masalah kaum miskin. Tanpa tabungan, akses, dan kekayaan, kaum miskin yang menyelesaikan pendidikan dasar dan menganggur akan kian menderita. Karena itu diperlukan jenis pendidikan yang lebih spesifik bagi kaum miskin, misalnya pendidikan berbasis keterampilan dan potensi lokal, yang mampu menjadi bekal memperoleh pekerjaan.

Akhirnya, hindari berpikir normatif dan menerapkan generalisasi dalam kebijakan pendidikan bagi kaum miskin. Termasuk menerapkan kebijakan yang kelihatan ideal dan memenuhi asas normatif tetapi tidak akan berfungsi di lapangan.

Tata Mustasya Peneliti Ekonomi The Indonesian Institute, Alumnus FEUI

Beasiswa untuk Anak Korban Gempa di Jogja

Bencana alam jangan membuat anak-anak kehilangan haknya untuk menuntut ilmu. Baik pemerintah, masyarakat maupun swasta memiliki tanggung jawab mencegah terjadinya hal itu.Hal itu disampaikan Gubernur DIJ Hamengku Buwono X saat penyerahan beasiswa dari Sampoerna Foundation dan Standard Chartered Bank (SCB) kepada 500 pelajar dan mahasiswa DIJ di Bangsal Kepatihan, kemarin.

Menurut gubernur, pascabencana gempa bumi pemerintah daerah masih melakukan proses rehabilitasi terhadap sistem pendidikan. Terutama mencegah jangan sampai angka putus sekolah naik.

“Beasiswa menjadi satu alternatif bagi anak korban bencana untuk bisa menyelesaikan hak pendidikannya. Jangan sampai karena alasan beaya, anak-anak memutuskan berhenti belajar. Untuk itu perhatian dunia usaha terhadap nasib pendidikan masyarakat sangat dibutuhkan,” ujar gubernur.

Kepada para penerima beasiswa, HB X berpesan agar mereka tetap menjaga prestasi. “Sebab beasiswa justru merupakan pendorong agar terus meningkatkan prestasi. Apalagi, bagi mereka yang masih SMA bisa meneruskan beasiswanya sampai jenjang perguruan tinggi. Tentunya jika tetap berprestasi,” tambahnya.

Sementara itu Communication Director Sampoerna Foundation Sapto Handoyo menjelaskan, rehabilitasi pendidikan bukanlah proses yang bisa dihentikan dengan berlalunya waktu. Tetapi harus tetap dilakukan sampai hasil memuaskan tercapai.

“Apa yang dilakukan kami lebih untuk meningkatka kualitas pendidikan di Jogja. Selama ini kami telah melakukan beberapa program pendidikan. Di antaranya peningkatan mutu sekolah (Sampoerna Foundation United Schools Program) di SMAN 1 Pundong. Serta rekonstruksi sekolah rusak, pemberian fasilitas dan beasiswa,” tutur Sapto.

Bantuan beasiswa kepada 500 siswa dan mahasiswa di DIJ akan diberikan dalam kuru waktu 3-4 tahun. “Kami berikan kepada 125 siswa SD, 125 siswa SMP, dan 200 siswa SMA di Gunungkidul, Sleman, bantul, serta Imogiri. Ada juga memberikan beasiswa kepada 50 mahasiswa UGM. Untuk perbaikan gedung diberikan kepada lima sekolah dasar yang akan selesai akhir Agustus,” ucap Management Committee member SCB Lani Darmawan. (lai)

Sekolah untuk Anak TKI akan Dibangun di Kinabalu

Direktur Jenderal Manejemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Suyanto, menyatakan Indonesia akan segera membangun sekolah Indonesia di Kota Kinabalu Malaysia. “Untuk sementara sekolah menyewa enam ruangan di sebuah rumah toko,” kata Suyanto di Departemen Pendidikan Nasional, Rabu (17/9). Sekolah sementara tersebut direncanakan menampung sebanyak 170 siswa anak tenaga kerja Indonesia yang berdomisili di sekitar Kota Kinabalu.

Duta Besar Indonesia untuk Malaysia Dai Bachtiar, dalam kesempatan yang sama mengatakan, Kedutaan sudah menyeleksi 500 anak untuk masuk di sekolah tersebut, tapi hanya hanya 170 anak yang lulus. “Sisanya terkendala masalah umur (berlebih),” kata Dai Bachtiar.

Dai menyatakan, Kedutaan memperkirakan jumlah anak TKI di Malaysia saat ini mencapai 24 ribu orang. Jumlah ini berbeda dengan perhitungan Asosiasi Pekerja Perkebunan TKI yang mencapai 34 ribu anak, taksiran Lembaga Swadaya Masyarakat Humana asal Filipina yang memperkirakan ada 30 ribu anak.

Reh Atemalem Susanti

Ketua MA: Lembaga Pendidikan Khusus Pemerintahan Tak Diperlukan

akarta (ANTARA News) - Ketua Mahkamah Agung (MA) Bagir Manan menyatakan, Fakultas Hukum dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) sudah cukup sebagai penyedia tenaga kerja yang duduk di pemerintahan.

Menurut Bagir, ketika ditemui di Gedung MA, Jakarta, Jumat, sebenarnya sudah tidak diperlukan lagi lembaga pendidikan tinggi yang khusus menyediakan tenaga kerja administrasi untuk pemerintahan.

Namun, Bagir mengatakan, sikapnya itu bukan untuk membicarakan apakah Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) perlu dibubarkan atau tidak.

"Kita bicara kontekstual saja, bukan bubarkan atau tidak bubarkan," ujarnya.

IPDN, lanjut dia, adalah lembaga tinggi akademi yang ditujukan untuk menghasilkan orang-orang yang akan mengisi jabatan administrasi pemerintahan.

Sebenarnya, kata Bagir, sudah ada dua lembaga pendidikan tinggi yang merupakan penyedia tenaga kerja pemerintahan, yaitu Fakultas Hukum dan FISIP.

"Kalau ini sudah dirasa cukup, kita tidak perlu lagi lembaga khusus. Ambil saja dari situ," ujarnya.

Fakultas hukum dan FISIP, menurut Bagir, sudah cukup memadai sebagai penyedia tenaga kerja pemerintahan sesuai dengan fungsi pemerintahan tersebut.

Fakultas hukum, lanjut dia, menyediakan tenaga kerja untuk penegakan dan pelayanan hukum, sedangkan FISIP untuk tenaga penyelenggara manajemen dan administrasi pemerintahan.

Sebagai manusia yang belum memahami secara batiniah apa yang terjadi di sekitarnya anak-anak cenderung akan mengikuti apa yang lingkungan berikan kepa

Sebagai manusia yang belum memahami secara batiniah apa yang terjadi di sekitarnya anak-anak cenderung akan mengikuti apa yang lingkungan berikan kepada mereka. Seandainya lingkungan mendukung mereka untuk melakukan hal-hal positif anak-anak akan berbuat positif. Namun sebaliknya jika mereka mendapat perlakuan negatif dari lingkungannya maka kesan-kesan negatif dalam dirinya timbul terhadap situasi sekitar mereka.

Anak-anak di manapun mereka berada memang sangat tergantung sekali pada keadaan lingkungan di mana mereka menghabiskan hari-harinya. Tidak peduli apakah mereka anak korban konflik yang akrab dengan letusan senjata, anak-anak di lingkungan kumuh yang hidungnya sudah kebal dengan bau busuk sampah sekitar ataupun anak gedongan yang cuma bisa menghabiskan hari libur piknik ke Singapore. Belum lagi ucapan-ucapan yang mereka dengar sehari-hari, sedikit demi sedikit membentuk watak dan di kemudian hari mereka pun cenderung mengucapkan kalimat-kalimat yang sama dengan yang mereka dengar di masa kecil. Jadi sangat penting untuk menempatkan anak-anak pada situasi yang positif, yang penuh semangat dan bernuansa saling membantu. Begitu juga dengan anak korban konflik.

Walaupun mereka anak korban konflik, apakah ayah mereka dibunuh, rumah dibakar, kakak-kakaknya dipukuli di depan mata, namun pada hakekatnya mereka anak kecil yang masih dapat dibentuk atau dengan kata lain masih dapat diisi. Konon lagi jika mereka saat konflik masih berada dalam kandungan alias belum dilahirkan. Beberapa kasus ditemukan anak-anak korban konflik yang tidak sempat melihat ayahnya karena kepala keluarga tersebut dibunuh dalam konflik. Bagaimana dengan mereka ini? Apakah mereka akan dendam terhadap pembunuh ayahnya? Ataukah mereka biasa-biasa saja tumbuh besar tidak ada beda dengan anak-anak lain? Mungkin saja terhadap anak-anak korban konflik tanpa ayah ini perlu ada perlakuan khusus. Namun tampaknya tidak semua orang beranggapan seperti ini.

Beberapa orang tua yang ditemui beranggapan tidak ada masalah dengan anak-anak korban konflik. Secara kasat mata perilaku mereka sehari-hari tidak berbeda dengan anak-anak lainnya. Mereka bermain bersama, sekolah bersama serta mempunyai hak-kewajiban yang sama di keluarga dan masyarakat. Seperti yang disampaikan oleh Sekdes Desa Riseh Tunong, sebuah desa di kecamatan Aceh Utara yang dahulunya merupakan daerah konflik. Beliau menganggap anak-anak belum tahu apa-apa. “Anak-anak tidak ada yang dendam, trauma. Apalagi mereka masih kecil-kecil, belum tahu apa-apa. Buktinya sekarang banyak anak korban DOM yang diangkat menjadi PNS, menandakan mereka tidak trauma.”

Memang dari sisi perilaku, beberapa anak korban konflik tidak mempunyai perbedaan yang kentara dari anak-anak lain. Mereka juga bermain bersama dengan teman-teman yang lain. Namun anak-anak korban konflik yang umumnya kehilangan ayah sebagai kepala keluarga keadaan ekonominya lebih memprihatinkan. Terlebih anak-anak yang pergi sekolah yang tentu saja butuh seragam, buku tulis dan berbagai peralatan lainnya. Situasi ekonomi keluarga kentara sekali tampak dalam penampilan anak-anak sekolah. Guru-guru di sekolah dasar Negeri Blang Pante Kecamatan Paya Bakong, Aceh Utara, ketika ditanya tentang kondisi anak korban konflik memberikan tanggapan. “Mungkin dari segi seragam sekolah yang berbeda, pakaian mereka terlihat lebih kumuh karena kondisi ekonomi yang tidak memungkinkan untuk membeli yang baru”.

Namun di waktu-waktu tertentu anak-anak dari daerah konflik akan memberikan sebuah ciri khas berdasarkan keadaan lingkungan mereka semasa konflik. Misalnya dalam pelajaran menggambar mereka cenderung menggambar benda-benda yang dulu lazim berada di sekitar mereka. Seorang guru keterampilan sekolah dasar menyampaikan fakta yang ditemuinya saat memberikan pelajaran menggambar di kelas. “Sesekali mereka ada menggambar panser. Namun sikap peninggalan dari masa konflik masih ada pada anak-anak. Jika mendengar suara meletus, ban bocor misalnya, mereka akan merunduk dengan seketika persis kalau mendengar bunyi bom saat konflik dulu”.

Lain lagi bagi anak-anak korban konflik yang mendapat pendidikan di pesantren, mereka mendapat pendidikan lain yang tidak didapati di sekolah umum yaitu pendidikan akhlak (pelajaran budi pekerti). Pelajaran akhlak perlahan-lahan dapat membantu anak-anak menghilangkan rasa dendam di hati, ikhlas terhadap keadaan. Pesantren memberikan pelajaran agama yang terpadu, menyeluruh dan menciptakan sistem yang menciptakan murid-murid patuh kepada tengku-tengku (guru) mereka. Saiful, 10 tahun, anak korban konflik yang tidak sempat melihat ayahnya menuturkan pengalamannya menimba ilmu di Pesantren Al Hidayah Blang Teue, Aceh Utara. Dengan suara lugu namun jelas terdengar ia mengatakan “Guru mengaji di sini mengajarkan untuk tidak dendam kepada orang-orang yang telah mengambil ayah saya. Namun saya masih ada rasa sedikit marah karena mereka telah membunuh ayah saya”

Teman Saiful yang lain yaitu Bakhtiar, 10 tahun, menceritakan bagaimana ayahnya diambil oleh aparat keamanan pada tahun 1999, menurut ibunya dan orang-orang kampong. Saat itu ia masih dalam kandungan ibunya. Beberapa lama kemudian jasad ayahnya ditemukan di suatu tempat yang jauh dari kampong asalnya, hanya tinggal tengkoraknya. “Saya tidak pernah melihat wajah ayah, bahkan foto KTP nya sekalipun belum pernah lihat” katanya dengan tabah. Mereka berdua sama-sama belum pernah melihat ayahnya, namun mereka berdua telah diajarkan untuk tidak dendam terhadap pelaku pembunuhan ayahnya. Tidak mudah memang, namun dengan pelajaran dari guru-gurunya, suasana positif dari pesantren tempat mereka tinggal, perlahan-lahan dendam itu diredam.

Bagaimanapun, anak-anak korban konflik semua mempunya alasan yang sangat kuat untuk suatu saat melakukan tindakan balasan atas kekejaman yang menimpa keluarganya. Bentuknya bisa saja berbeda-beda, apakah itu melakukan perlawanan secara politik, secara bersenjata ataupun melalui tindakan-tindakan sporadis. Untuk itu potensi-potensi tersebut harus diredam seminimal mungkin melalui program yang ditujukan kepada mereka yang bersifat berkelanjutan. Kemudian lagi jangan sampai komunikasi terhadap mereka korban konflik putus. Jangan sampai mereka merasa diabaikan sebagai anak negeri, terlebih mereka banyak tinggal di daerah pedalaman.

Tgk Subki, Seorang guru Pesantren di Rayeuk Kuta kecamatan Tanah Luas, sebuah daerah pedalaman di Aceh Utara memberikan pendapatnya tentang hal ini “Saya melihat tidak ada sikap untuk balas dendam dalam diri mereka. Mungkin jika mereka besar nanti, jika ada yang memprovokasi bisa jadi mereka akan balas dendam. Pemerintah jangan putus komunikasi dengan mereka supaya mereka tidak terisolir dari masyarakat. Komunikasi mulai dari tingkat desa. Jika anak-anak korban konflik terprovokasi, mereka bisa meledak, bagaikan bom waktu. Jika mereka mendapatkan beasiswa hingga dapat sekolah hingga perguruan tinggi, mereka akan mendapatkan wawasan yang luas”.

Yang dimaksud di atas tadi tentulah bantuan yang bersifat fisik dan pemberian bantuan biaya sekolah. Ada satu penanganan lain yaitu penanganan trauma anak. Penanganan trauma anak-anak korban konflik berbeda dengan anak-anak trauma tsunami. Trauma konflik lebih sulit ditangani dan membutuhkan waktu yang lama. Ini bisa dipahami mengingat anak-anak berada di tengah situasi konflik dalam waktu yang lama pula dan membekas begitu dalam di hati mereka.

Mengulang apa yang dikatakan oleh seorang guru pesantren bahwa anak-anak korban konflik akan menjadi bom waktu jika tidak ditangani secara tepat dan berkelanjutan. Mereka melihat langsung konflik, merasakan langsung pahitnya kehilangan ayah atau keluarga tercinta. Akibat konflik mereka merasakan kepahitan hidup yang berkepanjangan. Siapakah yang mereka harapkan untuk bisa membantu meringankan beban hidup mereka selain pemerintah? Bukankah sudah menjadi tugas pemerintah untuk menyantuni anak yatim dan fakir miskin, sesuai dengan pernyataan dalam UUD 1945, yang dibacakan setiap peringatan 17 Agustus di halaman sekolah.

Konon lagi Aceh kini bergelimang dengan rupiah, bahkan kabar cerita mengatakan orang-orang terhormat di dalam gedung-gedung ber-AC sulit menghabiskan. Ditambah lagi dengan banyaknya NGO, khususnya yang bergerak di bidang advokasi anak hadir di kota Serambi Mekkah. Sudah selayaknya anak-anak korban konflik ini mendapat bantuan, tidak ada yang harus cemburu.

Anak-anak merupakan kertas putih, para orang tua lah yang harus mengisinya. Hitamkah mereka, putihkah mereka atau abu-abukah mereka nanti kelak ketika dewasa. Kita, para orang tua yang harus membantu mereka agar mereka bisa menjadi mandiri, tanpa dendam, bersih bagaikan kertas putih.

Siswa pendidikan khusus ikuti Porseni

Ngemplak (Espos) Sebanyak 264 siswa berkebutuhan khusus dari enam wilayah eks karesidenan se-Jateng akan mengikuti Porseni dan Lomba Mata Pelajaran Siswa Pendidikan Khusus, di Asrama Haji Donohudan, Selasa-Rabu (19-20/5).

Menurut rencana, lomba level Jawa Tengah yang diadakan Balai Pengembangan Pendidikan Khusus Dinas Pendidikan Provinsi Jateng akan dihadiri dan dibuka langsung Gubernur, Jateng, Bibit Waluyo, pukul 09.00 WIB. Salah satu panitia, Taufik Agung Lucicarama mengatakan, meski secara resmi perlombaan baru dibuka Selasa, namun beberapa lomba yang membutuhkan alokasi waktu relatif panjang telah dimulai Senin (18/5). “Seperti lomba lempar cakram, lomba lari dan lompat jauh diadakan Senin ini (kemarin-red),” katanya, ditemui Espos, di Asrama Haji Donohudan, Senin (18/5).
Ia mengatakan, lomba lainnya seperti menyanyi solo, seni lukis, desain grafis menggunakan komputer, mengarang dan bercerita dan memainkan gitar akustik yang membutuhkan alokasi waktu relatif pendek dan tidak membutuhkan tempat dan peralatan khusus, diadakan di Kompleks Asrama Haji mulai Selasa ini. Begitu juga lomba sains Matematika dan IPA. - Oleh : dwa

Sentra Pendidikan Layanan Khusus Ditambah

Pada tahun 2007, pemerintah berencana menambah dan mengembangkan sentra pendidikan layanan khusus, terutama di wilayah-wilayah bekas bencana, terpencil, dan perbatasan. Upaya ini merupakan bagian penuntasan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun, khususnya dari jalur pendidikan luar biasa

Landasan Hukum Pendidikan Khusus untuk CI+ BI

Landasan Hukum Pendidikan Khusus untuk CI+ BI

Penyelenggaraan pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa di Indonesia memiliki landasan hukum sebagai berikut:

Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional :
a. Pasal 3, “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab
b. Pasal 5 ayat 4 “warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus.
c. Pasal 32 ayat 1, “pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa
UU no. 23/2002 tentang Perlindungan Anak pasal 52, “anak yang memiliki keunggulan diberikan kesempatan dan aksesibilitas untuk memperoleh pendidikan khusus”.
PP No. 72/1991, tentang Pendidikan Luar Biasa
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 25 Tahun 2005 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional
Keputusan Mendiknas No. 053/2001 tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan Persekolahan Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah.
Peraturan Pemerintah no. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Peraturan Mendiknas no. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi
Peraturan Mendiknas no. 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Peraturan Mendiknas no. 24 tahun 2006 tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah Dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah.
Permendiknas no. 34/2006 tentang Pembinaan Prestasi Peserta Didik yang memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa.
Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Pengelolaan Pendidikan.

Anak Nelayan Terima Layanan Khusus

Muaraangke, Warta Kota

Anak-anak yang tinggal di perkampungan nelayan Muaraangke, Penjaringan, Jakarta Utara, membutuhkan perlakukan khusus. Pasalnya, anak-anak tersebut tinggal bersama orangtua yang tergolong miskin dan tidak bisa memenuhi biaya pendidikan anak-anaknya. Mereka juga tergolong sulit untuk bersekolah.

Atas pertimbangan itu, Pendidikan Layanan Khusus (PLK) Lentera Bangsa menyelenggarakan pendidikan untuk anak-anak nelayan di Blok Empang, Kampungbaru, Muaraangke. Sebanyak 180 anak usia TK hingga SMA bersekolah di sekolah khusus tersebut. Mereka tanpa berseragam sekolah bisa menikmati pendidikan layaknya di sekolah formal.

Khaerul (10), salah satunya. Siswa kelas 4 SD ini sangat senang bisa bersekolah di PLK Lentera Bangsa. Alasannya, dia bisa belajar menggunakan komputer. ”Baru bisa pakai komputer sedikit,” ucapnya saat ditemui Warta Kota di Muaraangke, Rabu (8/4).

Selain itu, Khaerul bisa menambah pengetahuan pendidikan formal, seperti matematika, bahasa Indonesia, dan IPA di sekolah tersebut. Darsidah (48), orangtua Khaerul, ingin agar anaknya bisa terus bersekolah, selama sekolah itu tidak memungut biaya. ”Kalau harus pakai biaya, duit darimana,” ucapnya.

Dikatakan Darsidah, penghasilan suaminya sebagai kuli dorong gerobak ikan tidak memadai untuk membiayai pendidikan anak-anaknya. ”Kalau ada pekerjaan, paling sehari dapat Rp 50.000,” katanya.

Bangunan sekolah di PLK Lentera Bangsa tidak seperti sekolah umumnya. Sekolah yang berdiri dua tahun terakhir itu dibangun di atas empang. Jika hujan, jalanan di sekitar sekolah becek. Akibatnya, sandal atau sepatu anak-anak pun tebal dengan tanah cokelat. Ibu-ibu yang mengantar sekolah anaknya biasanya tanpa alas kaki atau memakai sepatu boot.

”Yang penting anak bica cari ilmu,” ujar Rohani (30) yang dua anaknya duduk di bangku TK PLK Lentera Bangsa.

Bangunan sekolah dibuat dari bilah-bilah bambu, jendela dari kawat, lantai dari kayu, dan atap dari asbes. Bangunan sekolah yang luasnya sekitar 36 meter persegi itu terbagi dua ruang. Setiap ruang memiliki dua papan tulis. Guru yang siap sedia mengajar ada 6 orang, termasuk 3 mahasiswa yang mendapat beasiswa dari Lentera Bangsa.

Selain memberikan pendidikan formal, Lentera Bangsa juga memberikan pendidikan keterampilan, seperti perbengkelan dan cuci motor atau mobil. ”Kami juga akan memberikan keterampilan tata boga dan tata busana, tapi peralatannya belum ada dan sedang diusahakan,” ucap Saefudin Zuhri, Ketua PLT Lentera Bangsa.

Dia mengatakan, untuk membawa anak-anak mau bersekolah, bukan perkara mudah, walaupun sekolah gratis. Zuhri dan teman-temannya harus terus membujuk agar para orangtua menyekolahkan anak-anaknya.

Biaya operasional itu diperoleh Saefudin dari para donatur dan blockgrand dari pemerintah Rp 50 juta per tahun.

Direktur Pembinaan Sekolah Luar Biasa Depdiknas, Ekodjatmiko Sukarso, mengatakan, anak-anak di bawah usia 18 tahun yang belum sekolah atau putus sekolah dapat belajar melalui PLK. (Intan Ungaling)

Malang Gelar Pendidikan Khusus Penderita Autis

Malang, Kominfo-Newsroom -- Pemerintah Kabupaten Malang, Jawa Timur, melalui kebijakannya sesuai amanat UUD 1945, serta UU Sisdiknas N0 20 Tahun 2003, akan segera melaksanakan pendidikan khusus (PK) dan pendidikan layanan khusus (PLK) bagi penderita autis.

Anak penderita autis atau anak-anak dengan berkebutuhan khusus (ABK) yang mengalami kelainan fisik, emosional, mental, sosial atau memiliki kecerdasan dan bakat istimewa berhak mendapat pendidikan guna menyongsong masa depan mereka lebih baik lagi.

Selain pendidikan khusus, pemkab Malang juga akan menambah sekolah inklusif (sekolah biasa) yang dapat mengakomodir semua anak berkebutuhan khusus (ABK) yang terpilih melalui seleksi dan memiliki kesiapan baik Kepala Sekolah, guru, orang tua peserta didik, tenaga administrasi serta lingkungan sekolah/masyarakat.

Saat ini jumlah sekolah inklusif yang ada di Kabupaten Malang baru delapan sekolah yang tersebar di delapan kecamatan, sedangkan SLB yang ada masih sangat terbatas dan letaknya jauh.

''Ke depan akan dikembangkan sekolah untuk ABK pada masing-masing kecamatan di tiap eks pembantu Bupati,'' kata Kadis P dan K, Drs Suwandi MM, MSC, pada acara sosialisasi pendidikan khusus dan pendidikan layanan khusus kerjasama Tim Penggerak PKK dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Malang, belum lama ini.

Ia mengharapkan, melalui kerjasama yang sinergi antara Dinas P dan K dan TP.PKK (Pokja II) dapat meningkatkan pemahaman terhadap masyarakat tentang arti pentingnya Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus bagi penderita autis guna menyongsong masa depan mereka lebih baik lagi. (www.jatim.go.id/hsn/toeb)